Husnul Khotimah


SEBAGIAN sahabat Rasul, seperti Umar bin Khattab, mulanya bukanlah seorang muslim. Bahkan, dikenal orang paling benci kepada Islam. Suatu waktu berkunjung ke rumah adiknya. Didapati sedang mempelajari wahyu, bersama suaminya.

Tanpa berpikir panjang, langsung menampar muka adiknya dengan keras, sehingga mengeluarkan darah. Ketika kertas wahyu yang dirampas, diperhatikan dan dibaca, tiba-tiba hatinya gemetar dan tersentuh. Merasakan adanya keindahan kalimat ayat yang sangat tinggi. Dengan kalimat Al-Quran itu sadar, bukanlah buatan manusia. Ayat itu berbunyi THAHA. MA ANZALNA ‘ALAIKA AL-QUR’AN LITASYQA … .“ (Ya Thaha. Kami tidak menurunkan Al-Quran ini kepadamu, agar kamu menjadi susah. Tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut ( kepada Allah ). Yaitu diturunkan dari Allah yang menciptakan bumi dan langit yang tinggi. Yaitu Tuhan Yang Maha Pemurah yang bersemayang diatas ‘Arasy. Kepunyaannya semua yang ada di langit dan bumi, antara keduanya, dan dibawah tanah (QS. 2O : 1-6).

Berdasarkan sentuhan ayat itu, hati Umar yang keras menjadi lunak. Ia memperoleh Nur hidayah, akhirnya pergi .mencari Rasulullah dan langsung menyatakan, memeluk Islam, atas kesadaran sendiri.. Kehidupan Jahiliyah yang biadab, berubah drastis menjadi kehidupan beradab Islami. Keimanan yang diperoleh, dipelihara sampai diakhir hayatnya, dengan Husnul Khatimah. Umar diakui sejarah, ikut memberi andil yang besar dalam menegakkan panji-panji Islam yang harum. Terutama sewaktu menjabat khalifah selama 1O tahun. Terkenal ahli strastegi, berani, jujur, adil, merakyat dan berhasil membahagiakan masyarakat, terutama golongan bawah.

Demikian kisah hidup sahabat lain, kebanyakan berasal dari kezaliman, tapi dengan tekun memelihara imannya, akhirnya berhasil mencapai kematian, dengan Husnul Khatimah..
Bagaimana mencapai Husnul Khatimah ?.

Syahadat:Azaz utama menjadi muslim yang baik dan benar ialah melalui syahadat. Pertama, menyaksikan dan mengakui, bahwa LAILAHA ILLALLAH ( Tiada Tuhan yang patut disembah, kecuali Allah). Tuhan itu bernama ALLAH dan RABBI. Rabbi, berarti Pencipta langit, Pencipta bumi dan Pencip manusia. Kemudian Pendidik, Pelindung, Pemelihara dan Pemberi rezeki kepada manusia dan hewan. Betapa Agungnya Tuhan yang kita yakini, Allah Subhanahu Wataala.

Kemudian syahadat kedua adalah menyaksikan dan meyakini, bahwa MUHAMMAD bin Abdullah adalah RASULULLAH. Nasabnya dari keturunan Bani Hasyim yang lahir di Mekah 12 Rabiul Awal tahun gajah. Diutus Allah ke dunia untuk menyampaikan ajaran Islam yang bersumber dari Al-Quran dan Sunnah, sebagai pedoman hidup manusia di dunia dan diakhirat. Tujuannya agar manusia dapat memperoleh dua berbahagiaan. Di dunia dan di akhirat.

Kalau kedua syahadat (penyaksian) itu sudah dilafazkan dengan lisan dan dibenarkan hati, barulah seseorang telah disebut MUSLIM. Mempunyai fundasi asasi yang selanjutnya diwajibkan melakukan amalan-amalan saleh, sebagai realisasi pengakuan lidah dan pembenaran hati. Dan itulah yang disebut pengabdian ( Ibadah ), untuk melengkapi rumah bangunan Islam.

Pengabdian itu selaras dengan identitas seorang. Hakikat manusia yang namanya “Abdu” ( Budak atau hamba Allah). Orang yang tidak beribadah berarti orang itu memaklumkan dirinya lawan dan tandingan Tuhan yang menciptanya.(Na’udzu Billah)

Ditegaskan dalam Al-Quran “ WAMA KHALAQTU AL-JINNA WA AL-INSA, ILLA LIYA’BUDUN “ ( Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembahKu ( QS.51:56 ).

Memperhatikan bunyi ayat tersebut, kelihatan seolah-olah Tuhan butuh disembah. Padahal tidaklah demikian.

Menurut Tafsir Al-Mizan, makna LIYA’BUDUN, bahwa tujuan penciptaan manusia adalah tujuan pengabdian. Bukan berarti bahwa Aku butuh disembah ( LIAKUNA MA’BUDAN ).Tujuan pengabdian itu adalah sasaran antara. Dan tujuan yang sebenanya (terakhir) tiada lain, agar manusia dalam pengabdiannya, ikhlas hanya mengabdi kepada satu Tuhan. Dampaknya yang positif, jika seseorang mengabdi dengan ikhlas, itulah kesempurnaan diri seorang hamba. Menyebabkan, dirinya dapat memperoleh rahmat dan magfirah. Akan dapat memperoleh dua kebahagiaan di dunia dan akhirat yang didambakan semua makhluk. Diperkuat ayat selanjutnya “ MA URIDU MINHUM MIN RIZQIN (Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka. Dan Aku tidak menghendaki, supaya mereka memberi Aku makan (QS.52: 57). Maksudnya, biasanya orang mau disembah dan diagungkan itu, membutuhkan sesajen dan persembahan rezki. Tuhan tidaklah butuh kepada hal yang demikian. Sama juga dalam qurban, Tuhan tidak membutuhkan daging dan darah kambing tapi penilaian adalah takwa yang terlindung didalamnya, itulah tujuan utama, karena .justru Dialah yang Pemberi rezki ( Juz 18:39O).

Memperbanyak amalBepergian ke suatu tempat, biasanya mempersiapkan sesuatu persiapan. Berapa lama perjalanan. Pakaian berapa pasang, biaya transport,. biaya makan, dan biaya .penginapan, dsb. . Semisal persiapan haji saja, yang satu bulan lebih, harus menyiapkan biaya sekitar Rp.3O juta. Bagaimana perjalanan ke akhirat yang menetap berjuta-juta tahun lamanya. ?.
Tiada jawabannya, kecuali memperbanyak amal.saleh. Kaifiat mencapainya dengan Husnul Khatimah, minimal :

Pertama, Amal yang dilakukan, harus ikhlas. Dikemukakan Al-Quran, “ WAMA UMIRU ILLA LIYA’BUDU ALLAH MUCHLISHIN ” ( Dan tiadalah diperintahkan, kecuali untuk mengabdi kepada Allah dengan beramal yang ikhlas .) (QS.98 : 4).

Amalan yang dilakukan tidak ikhlas, tidak ada perhitungannya di akhirat, sesuai Al-Quran istilah Al-Quran “ KAMATSALI SHAFWAN … ( Seperti menanam padi diatas batu, tidak mungkin tumbuh dan menghasilkan buah.)

Itu sebabnya seorang muslim dalam salatnya didahului doa iftitah “INNA SHALATI…(Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidup dan matiku, kutujukan hanya kepada Allah semata.).

Kedua, menjauhi dosa. :Seorang yang sedang dalam proses dosa, untuk sementara bukanlah seorang muslim. Sebab seorang muslim yang sedang berbuat dosa, tidaklah muslim, ketika melakukan dosa. Sesuai hadis (artinya) “ Seorang yang sedang dalam proses zina (dosa) padawaktu itu bukanlah ia seorang muslim.Demikian dosa mencuri.

(HR.Muslim).Nanti sesudah sadar dan tobat barulah kembali muslim. Jika tiba-tiba meninggal belum bertobat itulah namanya SUUL KHATIMAH (Menutup umur dengan penghabisan jelek (Lawan Husnul Khatimah).Na’udzu Billah.

Ketiga, selalu memohon Husnul Khatimah.

Umur panjang atau pendek, hanya Tuhan yang mengetahuinya.Terlihat orang sering sakit, justru panjang umurnya. Sering juga terlihat sehat mendadak tiba-tiba pergi. Umur panjang ialah diatas 6O tahun, nikmat untuk beramal lebih banyak. Kelemahannya, jika dosa juga panjang.Kelemahan lain, kembali seperti anak-anak. Kadang-kadang sudah makan, merasa belum akhirnya mentertawakan anak cucu.

Al-Quran menyebutkan “WAMAN NU’AMMIRHU NUNAKKISHU FIL-KHALQ”(Dan barangsiapa yang Kami panjangkan usianya, Kami kembalikan dia pada kejadiannya semula) (QS.Yasin 68).

Menuruit mufasir, penggunaan kata Kami diatas, menandakan adanya keterlibatan manusia.Kalau mengharapkan harapan hidup lebih panjang, manusia tersebut hendaknya memelihara kesehatan dengan sering olahraga, mengkonsumsi makan bergizi dan , menjauhi stress. Ditambahkan hadis orang yang mau dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan usianya, hendaknya banyak bersilaturrahim (HR.Bukhari Muslim).

Dalam usia panjang itu hendaknya banyak memohon Husnul Khatimah.

Akhirnya, untuk mencapai Husnul Khatimah yakni menutup umur dengan penghabisan yang baik, maka hendaklah beramal saleh dengan ikhlas, menjauhi dosa-dosa yang sering mendekat, memperbanyak silaturrahim dan beristgfar serta Husnul zhan (bersangka baik), bahwa insya Allah Tuhan sebagai Ghafur Rahim, akan mengampuni dosa-dosa yang pernah dibuat.

Semoga Allah menjadikan akhir hayat kita dengan Husnul Khatimah. Amin.
Penulis: H. Mochtar Husein

HALAMAN

POPULAR POST