KHUTBAH JUM'AT (ARTIKEL KE-3)




KHUTBAH JUMAT KEPEMIMPINAN ROSILILLOH SAW

RASULULLAH SANG PEMIMPIN IDEAL

Rasulullah Muhammad Shalallahu alaihi wasalam adalah seorang agamawan, negarawan dan pemimpin yang bijaksana. Jika kita membaca sirah nabawiyah maka akan dapat kita jumpai beribu-ribu teladan yang ditampilkan oleh beliau saat memimpin bangsa jahiliyyah menjadi masyarakat madani yang islamiyah. Bukan saja karena Allah sudah menetapkan beliau sebagai seorang uswah hasanah sebagaimana tertuang dalam Al-Ahzab ayat 21.”Laqad kaana lakum fii rasulillahi uswatun hasanah.”, tapi memang karena prilaku dan akhlak Nabi saw sangat indah dan terpuji.
Sayyidah Aisyah bahkan ketika ditanya tentang akhlak Nabi, beliau menjawab,”Kaana akhlakuhu huwal qur’an.” Akhlak beliau adalah Al-Qur’an. Ungkapan sederhana ini memiliki makna yang sangat dalam, sebab untuk mengetahui  akhlak Rasulullah maka kita harus memahami Al-Qur’an sebab kita tidak pernah berjumpa dengan beliau.  Tanpa memahami Al-Qur’an mustahil kita dapat menggali, meniru dan mencontoh akhlak beliau.
Baginda Nabi Saw adalah sosok pemimpin yang dihormati dan ditaati oleh umatnya, hal itu karena beliau selalu mengamalkan dan mengerjakan apa yang beliau hendak perintahkan kepada umatnya, dan menjadi orang pertama yang meninggalkan apa yang beliau larang. Beliau tidak pernah menyuruh tanpa mencontohkan. Bahkan dalam sebuah hadis riwayat Bukhori, Nabi pernah memberikan contoh bagaimana menguliti kambing yang benar, padahal beliau mau berangkat sholat.
Pemimpin yang menganjurkan dan mencontohkan pengamalan anjurannya dan yang melarang serta mencontohkan menjauhi larangannya, tentu sangat mudah diikuti dan ditaati. (Pada waktu Perang Khandaq, misalnya, para sahabat, dalam keadaan yang sulit dibawah terik matahari, menggali parit atas perintah Nabi, dengan penuh semangat. Ini tentu juga disebabkan karena sang pemimpin tidak sekedar memerintah, melainkan ikut bahkan mengawali mencontohkan dan membantu pelaksanaan perintahnya itu. Baca Sirat an-Nabi oleh Ibn Hisyam, III/ 231-5).
Ketika bangsa Arab pra Islam pada waktu itu terjebak dalam ashobiyah yang kental, hingga menimbulkan peperangan dan pertikaian antara suku, Nabi Muhammad s.a.w., Nabi yang penuh kasih sayang yang membawa agama kasih sayang, memperkenalkan kehidupan kemanusiaan yang mulia. Nabi mengingatkan bahwa seluruh manusia berasal dari bapak yang satu yaitu Adam. Tak ada seorang atau sekelompok pun manusia yang lebih mulia dari yang lain. Orang Arab tidak lebih mulia dari orang non Arab. Kulit putih tidak lebih mulia dari kulit hitam. Yang termulia di antara mereka di hadapan Allah adalah yang paling takwa kepadanya.
Mereka yang bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad utusan Allah berarti dia telah masuk Islam dan disebut muslim. Dan muslim satu dengan yang lain – menurut Nabi Muhammad s.a.w. – bersaudara; tidak boleh saling menghina, tidak boleh saling menjengkelkan, tidak boleh saling melukai. Masing-masing harus menjaga nyawa, kehormatan, dan harta saudaranya. Muslim satu dengan yang lain ibarat satu tubuh atau satu bangunan.
Demikianlah; panutan agung semua orang yang mengaku muslim, Nabi Muhammad s.a.w.mempersaudarakan umat Islam di Madinah antara mereka yang berasal dari suku-suku asli Madinah (Kelompok Ansor dari suku Khazraj dan Aus) dan para pendatang dari Mekkah (Kelompok Muhajirin dari berbagai suku) dan mengadakan perjanjian damai dengan penduduk Madinah yang non muslim. Dengan demikian kedegilan ‘ashabiyah Jahiliyah yang selama ini berakar kuat pun sirna, digantikan oleh kearifan akal budi kemanusiaan yang mulia.
Sifat kepemimpinan Nabi Muhammad saw lebih tegas lagi ditandaskan dalam ayat Al-Qur’an yaitu “Laqadjaa akum rasuulun min anfusikum ‘aziizum alaihi ma’anittum hariishun ‘alaikum bil mu’miniina rauufun rahiim (Benar-benar telah datang kepada kalian seorang utusan dari kalangan kalian sendiri yang berat terasa olehnya (tak tahan ia melihat) penderitaan kalian; sangat menginginkan (keselamatan dan kebahagiaan) bagi kalian; dan terhadap orang-orang yang beriman, penuh kasih sayang lagi penyayang.”
Nabi tak tahan melihat penderitaan umatnya, baik di dunia maupun di akhirat. Maka tak henti-hentinya Nabi menolong dan menyuruh ummatnya menolong mereka-mereka yang memerlukan pertolongan, menyantuni, dan menyuruh menyantuni fakir miskin, anak yatim, janda, dan kaum dhu’afa. Nabi tak tahan melihat penderitaan ummatnya, maka tak henti-hentinya Nabi berbuat ma’ruf, menjauhi kemungkaran, melakukan dan menganjurkan amar ma’ruf nahi munkar.
Nabi tidak tahan melihat penderitaan ummatnya. Nabi yang sudah dua hari tidak makan, ketika mendapatkan makanan, mendahulukan sahabatnya yang senasib. Nabi menangis ketika seorang bocah meninggal. Nabi menanyakan tukang sapu yang cukup lama tak kelihatan. Nabi menjenguk dan menganjurkan menjenguk dan mendo’akan orang sakit. Nabi melayat dan menganjurkan melayat. Bahkan ada riwayat yang menceritakan Nabi melayat seorang pecinta burung yang burungnya mati dan mendoakan agar segera mendapat ganti. Dan, Anda tentu pernah mendengar sabda Nabi Muhammad yang luar biasa ini: “Barang siapa meninggal dan meninggalkan warisan, maka ahli warisnyalah yang berhak atas warisan itu, namun bila meninggalkan utang, akulah yang menanggungnya.”
Pemimpin ideal yang selalu mendahulukan rakyatnya dibanding dengan dirinya sendiri seperti Rasulullah Saw , saat ini sangat dibutuhkan oleh bangsa kita, bangsa Indonesia tercinta.



Indahnya Kepemimpinan Rasulullah
Khutbah Wukuf Arafah
Oleh: Abdullah Gymnastiar
Disampaikan di Padang Arafah
Tgl 9 Dzulhijjah 1423 H / 10 Februari 2003

Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahirabbil'aalamiin
Allahuma shalli 'ala Muhammad wa'ala aalihi waashabihii ajmai'iin

Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Menatap, Maha Menggenggam diri kita semua. Dialah satu-satunya yang menguasai segala-segalanya. Dialah yang menentukan kita bisa hadir di tempat yang amat dirindukan oleh umat Islam ini.
Saudaraku yang budiman,
Insya Allah pada hari ini, betapa pun kita tidak bisa melihat Allah swt tapi yakinlah bahwa Allah Maha Menatap kita. Kalaupun kita tidak bisa menyaksikan malaikat, tapi demi Allah, Allah membanggakan diri kita di hadapan para malaikat.
Inilah hari dimana seorang hamba dijadikan haji oleh Allah di padang Arafah. Sepatutnya siapapun yang hadir di tempat ini, merasa amat malu, karena kita bisa hadir di tempat ini bukan karena kemuliaan kita, bukan karena harta kita, bukan karena kekuasaan kita. Jauh lebih banyak orang-orang yang lebih soleh dari pada kita. Yang setiap malam bermunajat kepada Allah meminta agar bisa dijamu di Arafah ini. Banyak orang-orang yang setiap malam menangis meminta kepada Allah agar bisa merasakan nikmatnya sujud di sini. Banyak orang yang lisannya tiada pernah berhenti menyebut nama Allah. Tapi bandingkan dengan kita. Hari-hari kita yang lupa kepada Allah, sodaqoh kita amat sedikit, aib kita melimpah ruah dan dosa kita menggunung tinggi. Maka sebaik-baik haji adalah haji yang sepulang dari tempat ini benar-benar harus berbuat sesuatu. Setidaknya kita harus dapat memperbaiki diri, tidak menjadi orang yang mempermalukan hamba-hamba yang dijamu oleh Allah di Arafah ini.
Saudaraku yang budiman,
Pada hari ini kita melihat dari seluruh penjuru dunia, berdatangan tamu-tamu Allah di padang Arafah ini. Sungguh sesuatu yang tidak pernah kita lihat sebelumnya. Beraneka warna kulit, aneka bentuk tubuh, semuanya menyebut nama Allah. Melangkah, bercucuran keringat, bersimbah peluh, tapi semuanya begitu gigih. Andaikata akan kita renungkan, ini adalah salah satu bukti betapa agung dan hebatnya pengaruh Rasulullah terhadap umat.
Ribuan tahun telah lalu, ribuan kilometer tembus bahkan kita pun datang dari Indonesia ke Tanah Suci. Mudah-mudahan pada siang ini kita bisa mengambil sebuah renungan, salah satu contoh dari Rasulullah yang seharusnya menjadi acuan yang selalu kita tiru, yaitu keindahan kepemimpinan Rasulullah saw. Karena kepemimpinan berarti pengaruh. Makin kuat kepemimpinan seseorang, makin kuat pengaruhnya. Bahkan tembus ke hati kita. Kita rela menabung, kita rela mengurangi makan untuk pergi ke tempat ini. Pemimpin seperti apakah Rasul sehingga bisa tembus ke relung hati kita? Siang malam kita merindukan mimpi berjumpa dengan beliau. Berdesak-desak di Raudhah pun kita jalani. Pemimpin seperti apakah beliau yang bisa menembus jantung kita ini? Sebetulnya inilah warisan rasul yang harusnya kita miliki. Inilah warisan kepemimpinan yang seharusnya menggerakkan keluarga kita, menggerakkan umat.
Saudara-saudaraku,
Kita sekarang sulit mencari pemimpin yang bisa membekas dihati kita. Bahkan seorang anakpun sering merasa ayahnya tidak hadir di hatinya. Ayah seperti apa kalau tidak ada di hati anaknya?
Alangkah indahnya jikalau hadir diantara kita, di negeri kita, di keluarga kita, pemimpin seindah Rasulullah saw. Yang setiap menatap wajah beliau, hati ini menjadi sejuk. Yang setiap mendengar ucapan beliau, bergetar jiwa ini. Yang setiap melihat pribadi beliau, tergerak diri ini. Itulah seindah-indah pemimpin yang seharusnya menjadi warisan, khususnya bagi kita yang pernah dijamu di Arafah ini. Rasulullah mengajarkan bahwa kita ini sebenarnya adalah pemimpin. "Kalian semua adalah pemimpin. Dan kalian akan ditanya semua tentang kepemimpinan." Sayang banyak diantara kita tidak menyadari bahwa kita harus bertanggungjawab di akhirat nanti.
Apa gerangan yang membuat pribadi Rasulullah begitu menghujam
di hati kita?
Yang pertama ternyata baginda Rasulullah adalah yang pribadi mulia. Beliau memimpin orang lain diawali dengan memimpin dirinya sendiri. Beliau pimpin matanya sehingga tidak melihat apapun yang akan membusukkan hatinya. Kita kadang memimpin mata saja tidak sanggup. Mengapa hati kita menjadi busuk? Karena mata kita tidak bisa kita kendalikan. Rasulullah memimpin tutur katanya, sehingga tidak pernah beliau bebicara, kecuali kata-kata yang benar, indah, padat dengan makna. Bayangkan, kita berbicara setiap hari ribuan mungkin puluhan ribu kata, tapi mana yang
benar? Kadang kita sendiri pun ragu terhadap kata-kata kita.
Rasulullah memimpin keinginannya. Rasulullah memimpin nafsunya sehingga subhanallah... beliau memimpin dirinya sehingga menjadikan mudah memimpin orang lain. Sayang, kita sangat banyak ingin kedudukan, jabatan, kepeimipinan, padahal memimpin diri sendiri saja kita tidak sanggup. Itulah yang menyebabkan seorang pemimpin tersungkur menjadi hina. Tidak pernah ada seorang pemimpin jatuh karena orang lain, seseorang hanya jatuh karena dirinya sendiri.
Oleh karena itu saudara-saudaraku, marilah kita tekadkan sepulang dari tempat ini sebelum saya pimpin keluarga, memimpin lingkungan, saya harus pimpin diri saya. Saya tidak akan hancur kecuali oleh karena diri ini tidak sanggup memimpin mata, lisan, hati, dan perilaku.
Yang kedua, saudara-saudaraku sekalian. Rasulullah saw ternyata memimpin orang lain tidak dengan banyak menyuruh atau melarang. Benar kalau suruhan dan larangan itu hanyalah bimbingan dari Allah. Laqodkaana lakum fii rasulillahi uswatun hasanah... Subhanallah, sebaik-baik pemimpin adalah yang memimpin dengan suri tauladan. Orang yang ada di sekitar kita tidak hanya punya telinga, mereka pun memiliki mata, memiliki perhitungan, memiliki pertimbangan, memiliki perasaan. Sehebat apapun yang kita katakan tidak akan pernah berharga, kecuali kalau perbuatan kita seimbang dengan kata-kata. Bagaimana mungkin kita dalam keluarga merindukan anak-anak yang berperilaku lembut jikalau seorang ayah atau seorang ibu berperilaku bengis dan kasar? Bagaimana mungkin kita menginginkan umat santun jikalau para ustadz dan para ulama tidak mengenal kesantunan? Bagaimana mungkin umat akan bangkit menjadi orang yang bersemangat dalam kebajikan jikalau pemimpinnya tidak bersemangat?
Oleh karena itu Rasululah tidak menyuruh orang lain sebelum menyuruh dirinya sendiri. Tidak melarang sebelum melarang dirinya. Kata dan perbuatan amat serasi sehingga setiap kata-kata diyakini kebenarannya.
Saudara-saudaraku, jangan jatuhkan diri kita dengan memperbanyak kata yang tidak sesuai dengan perilaku. Percayalah, Allah tidak akan mengangkat derajat seseorang dengan kata-katanya belaka, jikalau tidak diikuti dengan perilakunya. Bahkan ancaman Allah, "Amat besar kemurkaan di sisi Allah bagi orang yang berkata-kata apa yang tidak diperbuatnya.” (QS 61:3)
Yang ketiga saudaraku yang budiman,
Rasulullah ternyata memimpin tidak hanya menggunakan akal atau fisik tetapi tapi yang paling penting beliau memimpin dengan qalbunya.
Saudaraku, hati tidak akan pernah bisa tersentuh kecuali dengan hati lagi. Bagaimana mungkin seorang ayah ada di hati anaknya jikalau anak hanya terbagi sisa waktu? Bagaimana mungkin seorang anak bisa mencintai ibu-bapaknya jikalau orangtuanya tidak sungguh-sungguh memberikan hati kepada anaknya? Ada yang hanya memberi harta, ada yang hanya memberi makanan, hanya memberikan kendaraaan. Itu hanyalah benda! Yang dibutuhkan manusia adalah hati. Karena itulah yang tidak dimiliki oleh binatang, tidak dimiliki oleh makhluk lainnya.
Rasulullah menabur cinta kepada hamba-hamba Allah sehingga setiap orang bisa merasakan dari tatapannya yang penuh kasih sayang. Dari tutur katanya yang rahmatan lil 'alamiin, perilakunya yang amat menawan.
Saudaraku,
Terkadang hati kita yang satu-satunya ini diisi oleh kebencian. Benarlah yang dikatakan Buya Hamka: "Tidakkah engkau lihat betapa indahnya gunung yang hijau. Atau engkau tatap langit yang biru bertabur awan seputih kapas atau engkau bangun di malam hari melihat taburan bintang dan bulan nan indah. Atau engkau bangun di gulitanya malam engkau dengar indahnya jangkrik bersahutan, semua ini indah. Lalu mengapa hati kita yang satu-satunya ini harus kita isi dengan kebusukan? Dengan kebencian? Kedendaman? Serakah?" Tidak akan terangkat martabat seorang pemimpin yang tidak memiliki kasih sayang.
Rasulullah SAW bersabda, "Sebaik-baik pemimpin diantara kamu adalah yang kamu mencintainya, dan diapun mencintaimu. Engkau menghormatinya, dan dia pun menghormatimu. Dan sejelek-jelek pemimpin adalah pemimpin yang engkau membencinya, dan dia pun membencimu. Engkau melaknatnya, dan ia pun melaknat."(HR. Muslim)Nau'dzubillahi min dzalik.
Saudaraku, haji yang mabrur sepatutnya adalah haji yang hidup hatinya. Yang melihat orang lain penuh dengan kasih sayang. Melihat orang yang bergelimang dosa, terucaplah doa... "Ya Allah kalau tidak Engkau lindungi, saya pun mungkin berlumur dosa seperti dia. Saya sekarang bisa shalat, bisa sujud karena pertolongan-Mu. Ya Allah selamatkan saudara kami yang bergelimang dosa. Mungkin dia pun ingin bahagia tapi belum menemukan jalannya". Seorang yang hatinya hidup selalu merindukan kebaikan, keselamatan, kebahagiaan bagi orang lain. Tapi tidak bagi orang yang hatinya keras membatu. Hanya dengki, iri, sombong, riya, takabur. Dia tidak akan pernah bisa memimpin siapapun. Karena pemimpin yang hatinya busuk tidak akan pernah bisa menyentuh hati orang lain.
Ibu bapak yang budiman,
Seorang pemimpin di rumah tangga tidak cukup hanya bisa memberi harta. Penjahat pun bisa memberi harta. Pemimpin yang baik memberikan perhatian yang tulus, ucapan yang terjaga, dan perilaku yang budiman, subhanallah. Itulah Rasulullah yang mulia. Pemimpin yang dicontohkan oleh Rasul adalah pemimpin yang bisa berkhidmat kepada kaumnya. Karena sayidnya pemimpin dari satu kaum khadimukum yaitu orang yang bisa berkhidmat kepada mereka. Jadi pemimpin dalam Islam bukan pemimpin yang harus dilayani segala-galanya. Terbayang ketika Rasulullah sedang duduk bersama para sahabat, ada sahabat yang berkata: "Rasul, kita akan memotong kambing. Saya yang memotongnya ya Rasul." Tiba-tiba sahabat lain mengacungkan tangan, "Ya Rasul, saya yang mengulitinya." Satu lagi mengatakan, "Rasul, biarlah saya yang memasaknya." Rasulullah bangkit, "Biar saya yang mencari kayu bakarnya." Pemimpin mana yang teramat indah seperti ini? Yang tidak merasa bangga dilayani tetapi merasa berhutang untuk bisa melayani.
Saudaraku yang budiman,
Dalam Islam tidak seperti piramida tetapi piramida terbalik. Setinggi-tinggi pemimpin adalah orang yang bisa berkhidmat dengan tulus. Yang menafkahkan jiwanya, raganya untuk kemashlahatan ummat. Dia berkorban dengan amat mudah dan ringan karena merasa itulah kehormatan menjadi pemimpin bukan mengorbankan orang lain, subhanallah.
Saudara-saudaraku,
Alangkah indahnya jikalau hari-hari yang ada kita isi dengan kerinduan untuk berkhidmat. "Ya Allah berikan kepada saya rezeki yang banyak, halal dan berkah agar saya bisa menjadi jalan dari-Mu untuk hamba-Mu yang lapar, yang sakit, yang tidak punya tempat berteduh." Alangkah bahagianya jikalau kita terus tiap hari meraup ilmu agar kita menjadi jalan hidayah. Pemimpin yang budiman bukan berpikir apa yang dia dapatkan dari umat, tetapi apa yang dia bisa berikan yang terbaik bagi umat.
Saudaraku yang budiman,
Prihatin sekali kita, sekarang sepertinya sulit mencari pemimpin diantara 220 juta penduduk Indonesia. Saling mengutuk, saling menghujat, saling mencaci. Kita belum memiliki pemimpin tertinggi di negeri ini, yang lulus dengan selamat di penghujung kepemimpinannya. Terjatuhkan, terpuruk, sebagian masuk penjara, sebagian terhina. Para petinggi di negeri kita kebanyakan adalah umat Islam jua.
Mungkin kalau berpikir negeri terlalu besar, marilah kita berpikir bagaimana kita memimpin diri kita sendiri. Minimal sepulang dari tempat ini jangan pernah biarkan diri kita menjadi hina karena mata yang jelalatan tidak terjaga. Minimal jangan sampai kita menjadi terhina dengan tutur kata yang penuh kesombongan. Saudaraku, marilah kita hidupkan hati kita dan marilah kita muliakan kehidupan dengan berkhidmat kepada orang lain. Khoirunnas anfa uhum linnas... "Sebaik-baik di antara manusia adalah orang yang paling banyak manfaatnya."
Allah mengundang kita ke tempat ini tentu bukan semata-mata hanya untuk kepentingan kita. Sepulang dari tempat ini kita berhutang, bagaimana mencerminkan orang yang pernah dijamu oleh Allah di Arafah ini. Andaikata kita bisa menjadi suri tauladan, menjadi pemimpin yang indah di rumah, terbayang jika kita meninggal kelak, anak-anak kita bertabur doa setiap waktu karena yang dikenang hanyalah keindahan pribadi ibu bapaknya. Seperti ketika Siti Khadijah wafat, Rasulullah selalu menceritakan kebaikannya karena memang amat indah pribadinya. Sebaik-baik warisan seorang haji yang mabrur adalah akhlak yang mulia.
[Muhasabah:]
Allahumma shalli wasalim wabaarik ala sayyidina wa maulana Muhammad wa ala alihi waashabihi ajmain
Alhamdulillah ya Allah, wahai Yang Maha Mendengar

Tiada mungkin kaki kami melangkah ke tempat ini

kecuali Engkau yang menguatkan
Tiada mungkin tergerak di hati kami ingin menjalankan haji kecuali Engkau yang
menggerakkan
Tiada mungkin serupiah pun kami miliki kecuali Engkau yang memberikan
Tiada mungkin kami sehat kecuali Engkau yang menyehatkan

Tiada mungkin kami dapat membantu tubuh ini berwudhu kecuali Engkau yang mengajarkan
Tiada mungkin lisan ini dapat menyebut nama-Mu

kecuali Engkau yang membimbing ya Allah
Betapa banyak makhluk yang Engkau ciptakan

Betapa sedikit yang berada di Arafah ini ya Allah
Rabb...
Dengan apa kami mensyukuri nikmat haji ini ya Allah…

Kecuali berharap kepada-Mu
Terimalah haji kami ini ya Allah
Allahummaj 'al hajjan mabruura, wa sa'yan masykuura

wa dzanban maghfuura.
Rabbana dholamnaa anfusanaa wa illam taghfirlanaa

watarhamnaa lanakuunanna minal khosirin.
Duhai Allah, ampuni seluruh dosa kami

Engkau menjanjikan haji yang mabrur
Bersih dari dosa bagai bayi yang baru terlahir

Alangkah indahnya jikalau kami Engkau pilih demikian ya Allah
Allah, Engkau Maha Mengetahui betapa menderitanya

diri kami dengan lumuran dosa
Betapa sengsaranya hidup kami dengan menutupi aib

Betapa hinanya diri kami dengan maksiat

Bersihkan kami ya Allah
Bersihkan dosa kami ya Allah
Ampuni dosa kami kepada orang tua kami



Ampuni jikalau mereka menyesal melahirkan kami

Ampuni dosa kami kepada keluarga kami ya Allah,

kepada anak-anak kami
Jangan biarkan mereka menuntut kami di akhirat

Berikan kesempatan bagi kami memperbaiki segalanya.
Rabbana hablanaa min azwaajinaa wadzurriyyatina

qurrota a'yun, Waj 'alnaa lilmuttaqiina imaman.
Ampuni ya Allah jika di sekujur tubuh kami ada harta haram

Di rumah kami banyak barang haram
Padahal Engkau mengharamkan ke sorga bagi yang di tubuhnya ada daging haram
Berikan kesempatan kami untuk menyucikan diri

dari harta haram ya Allah
Jauhkan sejauh-jauhnya ya Allah
Cukupi diri kami dengan rizki-Mu yang halal
Ya Allah ampuni jikalau kami sering mendzalimi

hamba-hamba-Mu yang lemah
Berikan kesanggupan bagi kami untuk terpelihara dari kedzaliman

Duhai Yang Maha Mendengar, hanya Engkaulah tumpuan harapan kami
Jadikan kaum muslimin ini menjadi suami yang benar

Menjadi ayah yang jujur
Menjadi laki-laki yang shaleh
Jadikan Kaum muslimah ini menjadi istri yang shalehah

Menjadi ibu yang shalehah
Menjadi muslimah yang terpelihara
Titipkan kepada kami duhai Allah,
keturunan yang lebih baik daripada kami
Lindungi dari kedurhakaan dan kehinaan dunia wal akhirat
Ya Allah berkahilah sisa umur kami
Berkahilah rezeki yang Engkau titipkan kepada kami

Berkahilah ilmu yang Engkau karuniakan

Berkahilah sisa umur ini
Allahummaghfir lilmu'miniin wal mu'minat muslimin wal muslimat, al ahyaai minhum wal
amwaat...
Ya Allah selamatkan umat Islam ya Allah
Selamatkan umat Islam ya Allah
Jangan biarkan Engkau saksikan kami terhina seperti ini

Persatukan hati kami ya Allah
Bangkitkan para pemimpin yang mencintai-Mu dan mencintai umat-Mu
Tolonglah saudara kami yang teraniaya di penjuru mana pun ya Allah
Jangan biarkan kaum dzalimin berjaya atas kaum beriman ya Allah
Jangan biarkan kaum yang ingkar kepada-Mu mendzalimi kaum yang bersujud kepada-Mu

Ya Allah mereka dalam genggaman-Mu ya Allah

Ya Allah cegahlah kedzaliman atas umat-Mu ya Allah
Ya Allah, selamatkan negeri kami ya Rabb

Engkaulah yang Maha Tahu keadaan negeri kami

Jangan biarkan ummat-Mu sebanyak ini terpuruk dan terhina

Bangkitkan ya Allah
Jadikan negeri kami negeri yang terpancar cahaya Islam

Menjadi negeri yang rahmatan lil 'aalamiin
Ya Allah karuniakan kepada kami pemimpin yang sholeh

Para pemimpin yang mencintai ummat-Mu
Para pemimpin yang teguh hidup di jalan-Mu

Para pemimpin yang benar-benar menjadi suri tauladan bagi kami
Duhai ya Allah yang Maha Agung
Undanglah kami, dengan keluarga kami dengan keturunan kami, dengan orang-orang yang berbuat baik kepada kami
Ya Allah, ijinkan kelak kami berjumpa dengan-Mu ya Allah

Berjumpa dengan Rasul-Mu
Berjumpa dengan kekasih-kekasih-Mu
Rabbana aatina fiddunya hasanah wa fil akhirati hasanah

Wa Qiina Adzabannar
Rabbana taqobball minna innaka anta samiul 'alim watub alayna innaka antattawaburrahiim Subbahaana rabbika rabbil 'izzati 'ammaa yaashifuun wasalamun alal mursaliin Walhamdulillahirrabil alamiin

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

HALAMAN

POPULAR POST