Metode Pembelajaran Istima' (Listening)
A. Konsep menyimak ( mendengarkan )
1. Pengertian Menyimak
Keterampilan menyimak merupakan bagian dari keterampilan berbahasa
yang sangat esensial, sebab keterampilan menyimak merupakan dasar untuk
menguasai suatu bahasa. Mendengarkan atau menyimak merupakan proses menangkap pesan atau
gagasan yang disajikan melalui ujaran. Mendengarkan adalah salah satu
keterampilan berbahasa yang sangat penting, disamping membaca, berbicara, dan
menulis. Komunikasi tidak akan dapat berlangsung dengan lancar tanpa keterampilan
Mendengarkan.
Keterampilan
Mendengarkan merupakan dasar keterampilan berbicara yang baik. Apabila kemampuan
seseorang dalam mendengarkan
kurang, dapat dipastikan dia tidak dapat mengungkapkan topik yang didengar
dengan baik. Dalam proses mendengar, seseorang tidak memusatkan perhatian pada
setiap kata yang didengarnya melainkan inti pesan yang terdengar.
Menyimak adalah
suatu proses kegiatan mendengarkan lambang lisan-lisan dengan penuh perhatian,
pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap
isi, serta memahami makna komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara
melalui ujaran atau bahasa lisan”. (Tarigan: 1983)
“Menyimak
adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi,
menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung di dalamnya”.
(Dante Damawansa)
Selanjutnya
“menyimak adalah suatu proses penulisan bahasa yang dimaknai ke dalam pikiran
(Listening the process by which spoken language is converted to meaning in the
mind). Jika demikian, maka menyimak adalah proses bahasa yang terdiri dari
bunyi-bunyi yang dimaknai atau dipahami yang diproses lewat pikiran atau syaraf
pendengaran seseorang”.(Urbana)
Menyimak memiliki makna mendengarkan atau memperhatikan baik-baik
apa yang dikatakan orang lain. Jelas faktor kesengajaan dalam kegiatan menyimak
cukup besar, lebih besar daripada mendengarkan karena dalam kegiatan menyimak
ada usaha memahami apa yang disimaknya sedangkan dalam kegiatan mendengarkan tingkatan
pemahaman belum dilakukan. Dalam kegiatan menyimak bunyi bahasa yang tertangkap
oleh alat pendengar lalu diidentifakasi, dikelompokkan menjadi suku kata, kata,
frase, klausa, kalimat, dan akhirnya menjadi wacana (Sutari,dkk.1997:17).
Menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan
bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasikan, dan mereaksi atas makna
yang terkandung di dalamnya”. (Sabarti –at all: 1992)
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
menyimak adalah mendengarkan lambang-lambang bunyi yang dilakukan dengan
sengaja dan penuh perhatian disertai pemahaman, apresiasi, interpretasi,
reaksi, dan evaluasi untuk memperoleh pesan, informasi, menangkap isi, dan
merespon makna yang terkandung di dalamnya.
Sebagai salah satu keterampilan reseptif,
keterampilan menyimak menjadi unsur yang harus lebih dahulu di kuasai oleh
pelajar. Memang secara alamiah manusia memahami bahasa orang lain lewat
pendengaran, maka dalam pandangan konsep tersebut, keterampilan berbahasa asing
yang harus didahulukan adalah menyimak, sedangkan membaca adalah kemampuan
memahami yang berkembang pada tahap selanjutnya.
2.
Tujuan Menyimak
a. Mengetahui bunyi pelafalan bahsa arab dan dapat membedakannya yang meliputi
perbedaan fhonnetik yang diucapkan ketika menggunakanya dalam muhadsah pada
umumnya dan mengucapkannya dengan baik.
b.
Menetahui
perbedaan harkat yang panjang dan yang pendek
serta membedakannya.
c.
Membedakan
antara huruf-huruf yang berdekatan dalam pengucapannya.
d.
Mengetahui
segala penempatan huruf yang berangkap ,tsydid, tanwin dan dapat membedakanya.
e.
Mengetahui
perhubungan antar rumus fhonetik dan rumus teks.
f.
Mendengarkan
bahsa arab bukan menelaah pola gramatikal dalam susunan bahasa.
g.
Mendengarkan
kalimat dan mengerti kesalahan dalam jalannya alur muhadasah pada umumnya.
h.
Menemukan
beberapa ibarat dari ma’na yang berbeda-beda dari pemindahan kosa kata dan
pemindahanya didalam satu kalimat ( ma’na istiqoqyi)
i.
Memahami
penggunaan shigat kalam yang digunakan dalam susunan kalimat yang digunakan
dalam menunjukan ma’na.
j.
Memahami
pengunaan mu’anas ,mudzakar ,bilangan, beberapa waktu dan bebrapa kata predikat
dalam menunjukan suatu ma’na.
k.
Memahami
beberapa ma’na yang dari segi perbedaannya didalam bahasa arab.
l.
Menemukan
asal kosa kata huruf ditunjukan dalam bahasa arab dari bahasa lainnya pada
bahasa yang digunakan oleh seorang pelajar di dalam bahasa negaranya.
m.
Mengetahui
segala hal yang dikatakan orang yang berbicara dari baik dan benarnya suatu
perkataan.
n.
Menemukan
macam perkataan pekerjaan dalam wacana secara tepat dan dapat menjawab dengan
benar.
o.
Mengambil
segala manfaat dari setiap aspek pada pengaplikasian sehari-hari dalam bahasa
arab, dan memungkinkan dapat menerjemahkan dari beberapa tujuan terhadap
psikologi seseorang.
B.
Fase Menyimak
Untuk situasi seperti di Indonesia materi
menyimak bahasa asing ( khususnya bahasa arab ) bisa disajikan dalam empat fase
sebagai berikut
1. Fase pengenalan
Pada pase ini dikenalkan bunyi-bunyi huruf arab baik yang
tunggal maupun yang sudah disambung dengan huruf lain, dalam kata-kata. Ada
beberapa aspek bunyi yang sampai saat ini terkadang menjadi masalah. Menurut hasan dan swailih dalam mudzakarat
al-daurat at-tarbawiyah diantara aspek-aspek itu adalah:
a. Bunyi harkat pendek dan harkat panjang
علم
– عالم ، ضرب – ضورب
b. Bunyi huruf-huruf yang sepintas mirip
س-
ص ، ح- هـ ، أ-ع
c. Bunyi huruf yang bertasydid
هذّب
- يهذّب، استقـرّ- يستقـرّ
d. Bunyi huruf bertanwin
هذا
كتابٌ جديدٌ، هو تلميدٌ
2. Fase pemahaman permulaan
Pada fase ini pelajar diajak untuk memahami pembicaraan
sederhana yang di lontarkan oleh guru tanpa respon lisan, tetapi dengan
perbuatan.
a. Melakukan perintah secara fisik
Misalnya, قم = berdirilah
=
اجلس duduklah
b. Bereaksi pada seruan
= harap semua menyimaknya أرجوكم أن تسمعوا اليه
3. Fase pemahaman pertengahan
Fase ini pelajar di beri pertanyaan- pertanyaan secara
lisan atau tertulis, sementara kegiatan yang bisa dilakukan adalah sebagai
berikut: guru membacakan bacaan pendek atau memutar rekaman . setalah itu guru
memberikan pertanyaan mengenai isi bacaan atau rekaman tersebut.
4. Fase pemahaman lanjutan
Pada fase ini para pelajar diberi latihan untuk
mendengarkan berita-berita dari radio atau televisi, setelah itu mereka
ditugaskan untuk membuat ringkasan berbahasa arab yang mereka kuasai tentang
inti pembicaraan”. (Acep Hermawan, 2011: 132)
C.
Jenis-jenis menyimak
1.
Menyimak Ekstensif
Menyimak ekstensif
memiliki beberapa tipe sebagi berikut:
a. Menyimak sekunder
Menyimak sekunder yaitu
kegiatan menyimak yang dilakukan ketika kita sedang mendengar suatu berita yang
dianggap penting
b. Menyimak sosial
Menyimak sosial yaitu
kegiatan menyimak yang menekankan pada faktor-faktor sosial dan tingkatan dalam
masyarakat
c. Menyimak estetika
Menyimak estetika yaitu
menyimak apresiatif untuk menikmati dan menghayati suatu bahan simakan,
biasanya berhubungan dengan bahan simakan sastra
d. Menyimak pasif
Menyimak pasif yaitu
kegiatan menyimak yang mendengarkan suatu bahasan tanpa upaya sadar. Misalnya
orang yang menyimak dan mendengarkan pembicaraan dalam bahasa asing, sehingga
lama-lama akan paham dan dapat
menggunakan bahasa tersebut. Jenis kegiatan menyimak ekstensif yang berkaitan dengan hal-hal umum
dan bebas terhadap suatu bahasa tanpa bimbingan guru. (Tarigan 1994:35 )
2.
Menyimak Intensif
Ada beberapa jenis
kegiatan menyimak intensif, diantaranya adalah:
a. Menyimak kritis
Menyimak kritis adalah
kegiatan menyimak yang dilakukan dengan sungguh sungguh untuk memberikan penilaian secara
obyektif. Caranya adalah dengan a) mengamati ketepatan ujaran pembicara, b)
mencari jawaban atas pertanyaan mengapa menyimak, c) dapatkah penyimak
membedakan antara fakta dan opini menyimak, d) dapatkah mengambil kesimpulan
dari hasil menyimak, e) dapatkah penyimak menafsirkan idiom, ungkapan, atau
majas dalam bahan simakan.
b. Menyimak konsentratif
Menyimak konsentratif
adalah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk memperoleh
pemahaman yang baik terhadap informasi yang diperdengarkan. Tujuannya adalah:
a) mengikuti petunjuk-petunjuk; b) mencari hubungan antar unsur; c) mencari
hubungan kuantitas dan kualitas dalam sutau komponen; d) mencari butir-butir
informasi penting; e) mencari urutan penyajian bahan simakan; f) mencari
gagasan utama bahan simakan.
c. Menyimak Eksploratif
Menyimak eksploratif
adalah kegiatan menyimak untuk mencari informasiinfromasi baru, tujuannya
adalah: a) menemukan gagasan baru; b) menemukan informasi baru; c) menemukan
topik baru; d) menemukan unsur-unsur bahasa yang bersifat baru
d. Menyimak Introgatif
Menyimak yang bertujuan
memperoleh informasi dengan mengajukan pertanyaan yang diarahkan pada
pemerolehan informasi Menyimak Kreatif Menyimak kreatif adalah menyimak yang
bertujuan mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas pembelajar.
D. Metode Pembelajaran Menyimak (Istima)
Pembelajaran menyimak ada dua macam, yaitu: pertama, menyimak
untuk keperluan pengulangan. Menyimak dalam model ini menuntut mahasiswa untuk
menyimak teks kemudian mengulang dari apa yang didengarnya. Kedua,
menyimak untuk keperluan memahami teks dengan baik, dapat membedakan mana ide
pokok dan mana ide tambahan, dapat memahami alur cerita dalam teks dan
sebagainya. Strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran menyimak adalah
sebagai berikut:
1.
Ta’lim
Muta’awin
Strategi ini memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk saling
berbagi hasil belajar dari materi yang sama dengan cara berbeda dengan
membandingkan catatan hasil belajar.
2.
Talkhis
Magza
Metode ini dapat menguji kemampuan menyimak mahasiswa terhadap isi
cerita. Jawaban mahasiswa terhadap pertanyaan (apa, bagaimana, mengapa, kapan,
dimana) yang kemudian disintesiskan ke dalam suatu kalimat singkat, padat, dan
jelas sehingga dapat menumbuhkan proses berfikir kreatif kritis terhadap topik
yang diberikan.
3.
Istima’
Mutabadil
Metode ini dapat mengiringi mahasiswa untuk tetap konsentrasi dan
terfokus pada materi perkuliahan yang sedang disampaikan. Ia berguna untuk
membentuk kelompok-kelompok yang bertanggung jawab pada tugas yang terkait
dengan materi.
4. Istima’ al-Aghani
Metode ini membantu mahasiswa untuk selalu tanggap dengan cermat,
dan tepat dalam memahami dan memaknai syair dan dinyanyikan.
5.
Istima’
al-Ma’lumat au al-Akhbar
Pada metode ini, konsentrasi mahasiswa akan terfokus untuk tetap
utuh meskipun dalam rentang waktu yang cukup lama.Mahasiswa dapat menyimak
dengan seksama sebuah informasi sambil mendalami, keruntutan bahasanya, dan
tingkat komunikasinya.
6.
Istima’
al-Musykilat
Metode ini digunakan untuk meningkatkan rasa empati mahasiswa pada
sesamanya. Mahasiswa dapat memahami keluh kesah
mahasiswa yang lain dan menawarkan solusi edukatif dalam penyelesaiannya.
E. Contoh pembelajaran
menyimak
1. Al-istima’ wa al-qira’ah (mendengar dan membaca)
Disini siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang
diperdengarkan dengan memilih salah satu jawaban yang ia baca pada lembar
jawaban. Sebagai contoh seorang guru membacakan pertanyaan dan para siswa mendengarkannya,
kemudian para siswa diminta untuk mendengarkannya, kemudian siswa diminta untuk
menjawabnya dengan cara memilih salah satu jawaban yang benar dari
jawaban-jawaban yang telah disediakan pada lembar jawaban yang dapat
mereka baca. Pertanyaan tersebut tidak tertulis
pada lembar jawabanmelainkan hanya diperdengarkan. Sedangkan pilihan jawaban
tertulis dalamlembar jawaban siswa dan siswa diminta untuk membacanya kemudian menjawabnya.
2. Al-Imla’ wa al-Istima’ (dikte dan mendengarkan)
Disini siswa
diminta untuk mendengarkan sebuah teks berbahasa arab, kemudian didiktekan
dengan dua atau satu kali pengulangan dan siswa diminta untuk menulis apa yag
didengar. Sebenarnya model ini lebih menekankan atas latihan siswa
membedakan huruf-huruf yang pengucapan dan pelafalannya serupa dan mirip.
Teks yang didiktekan bisa diambilkan dari ayat-ayat al-qur’an atau dariteks
lain yang berbahasa arab yang sesuai dengan materi yang diujikan.
3. Al-Istima’ wa al-Dzakirah (menyimak dan ingatan)
Pada jenis ini siswa diminta untuk mendengarkan sebuah
teks yangdibacakan oleh guru atau tape kemudian siswa diminta untuk menulis
kembali teks tersebut dengan menulis kembali teks tersebut dengan menggunakan
redaksi atau bahasa siswa. Tujuan jenis
ini adalah mengukur kemampuansiswa dalam memahami teks yang diperdengarkan dan
daya ingat siswa.
4. Mengidentifikasi bunyi
Siswa diminta
untuk mendengarkan dan mengidentifikasi bunyi bahasa tertentu yang ditentukan.
5. Membedakan bunyi yang mirip
Siswa diminta untuk mendengarkan rangkaian kalimat atau
siswa diminta untuk membedakan dua kata atau lebih yang mempunyai bunyi yang
mirip
6. Mengungkapkan kembali
Siswa diminta
untuk mendengarkan teks tertentu kemudian diminta kembali mengungkapkan
kembali apa yang diperdengarkan dengan bahasa mereka sendiri.
Dari berbagai bentuk dan contoh ikhtibar istima’, kebanyakan menggunakan kemampuan
mendengar melalui media teks, baik narasi ataupun dialog
yang diperdengarkan langsung atau melalui tape dan tes yang digunakan
adalah jenis tes objektif