Metode Pembelajaran Kitabah Bahasa Arab

Metode Pembelajaran Kitabah
A.    Konsep Dasar Keterampilan Menulis (Kitabah)
1.      Pengertian Menulis
Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang di pahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca langsung lambang- lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu ( Lado,1964). 
Menulis merupakan kemampuan menggunakan pola-pola bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan atau pesan, Rusyana ( 1998:191). 
Menulis adalah proses menggambarkan suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat di pahami pembaca (tarigan,1986:21). 
Menulis adalah suatu proses menyusun, mencatat, dan megkomunikasikan makna dalam tataran ganda bersifat interaktif dan diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan suatu sistem tanda konvesional yang dapat dilihat/dibaca (Tatkala,1982).
2.      Tujuan menulis
Hugo Hartig dalam tarigan (1986: 24-25) merumuskan tujuan menulis :

Tujuan penugasan ,sebenarnya tidak memilki tujuan karena orang yang menulis melakukan nya karena tugas yang diberikan kepadanya
1)      Tujuan altruistik, penulis bertujuan untuk menyenangkan pembaca, menghindarkan kedudukan pembaca, ingin menolong pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalaranya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu
2)      Tujuan persuasif bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan
3)      Tujuan informasional penulis bertujuan memberi informasi atau keterangan kepada para pembaca
4)      Tujuan pernyataan diri penulis bertujuan memperkenalkan atau menyatakan dirinya kepada pembaca
5)      Tujuan kreatif penulis bertujuan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik,nilai-nilai kesenian 
6)      Tujuan pemecahan masalah penulis bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi 
3.      Pengertian Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis (maharah al-kitabah/writing skill) adalah[1] kemampuan dalam mendeskripsikan atau mengungkapkan isi pikiran, mulai dari aspek sederhana seperti menulis kata-kata sampai kepada aspek yang kompleks yaitu mengarang. Kemudian keterampilan menulis juga merupakan keterampilan yang paling tinggi tingkat kesulitannya[2] bagi pembelajar dibandingkan dengan ketiga keterampilan lainnya.
Seperti halnya kemampuan berbicara, kemampuan menulis mengandalkan kemampuan berbahasa yang bersifat aktif dan produktif. Kedua keterampilan ini merupakan usaha untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan yang ada pada diri seorang pemakai bahasa melalui bahasa. Perbedaannya terletak pada cara yang digunakan untuk mengungkapkannya. Pikiran dan perasaan dalam berbicara diungkapkan secara lisan sedangkan dalam menulis dilakukan secara tertulis. Kemudian memiliki ciri-ciri yang berbeda dan tuntutan yang berbeda pula dalam penggunaannya. Sehingga perbedaan tersebut akan tercermin pula pada pengajarannya termasuk pada penyelenggaraan tes bahasanya.
4.      Tujuan Pembelajaran Menulis
Tujuan utama[3] dalam pembelajaran menulis salah satunya mengontrol penggunaan sistem sintaksis bahasa arab dalam buku atau topik yang dapat dipahami orang arab. Dan memungkinkan kita menjelaskan lebih rinci tujuan ini dari serangkaian tujuan selama proses pengajaran menulis dalam hal metode dan gaya bahasa ( uslub ). Tujuan pengajran menulis bahasa arab memungkinkan siswa belajar :
1)      Menulis huruf arab dan memahami hubungan antara bentuk huruf dan suara
2)      Menulis kalimat arab dengan huruf terpisah dan huruf bersambung dengan perbedaan bentuk huruf baik diawal, tengah ataupun akhir
3)      Penguasaan cara penulisan bahasa arab dengan jelas dan benar
4)      Penguasaan menulis salinan kaligrafi atau tambalan-tambalan keduanya lebih mudah dipelajari
5)      Penguasaan/mampu menulis dari kanan ke kiri
6)      Mengetahui tanda baca dan petunjuknya dan cara penggunaannya
7)      Mengetahui prinsip imla dan mengenal apa yang terdapat dalam bahasa arab
8)      Menterjemahkan ide-ide dalam menulis kalimat dengan menggunakan tata bahasa arab yang sesuai dengan kata
9)      Menterjemahkan ide-ide dalam menulis kalimat yang benar dengan menggunakan kata yang benar dalam kontek mengubah bentuk kata atau mengubah kontruksi makna (mufrad, mutsanna jama, mudakar muannast, idhofat,dsb)
10)  Menterjemahkan ide-ide tertulis dengan menggunakan tata bahasa yang sesuai
11)  Menggunakan gaya bahasa yang sesuai untuk judul atau ide yang dinyatakan
12)  Kecepatan menulis mencerminkan dirinya dalam berbahasa yang benar,tepat jelas dan ekspresif.
Apabila[4] kita hendak menterjemahkan tujuan umum ini kepada tujuan prilaku, maka akan didapat tujuan sebagai berikut:
1)      Siswa akan mampu menulis teks tertulis de ngan metode membaca
2)      Bisa merangkum topik sederhana setelah mkembaca
3)      Menulis surat resmi atau memberi tahu acara teman
4)      Menulis permintaan untuk mempekerjakan atau menghilangkan kebutuhan
5)      Menulis laporan sederhana untuk pertyemuan atau pekerjaan
6)      Menulis beberapa catatan sederhana
7)      Menulis penjelasan sesuatu
8)      Menuangkan ide dalam bentuk tulisan dan menginginkan untuk mencatatnya
Kemudian[5] terdapat tujuan pembelajaran keterampilan menulis berdasarkan tingkatannya.
Tingkat pemula:
1)      Menyalin satuan-satuan bahasa yang sederhana.
2)      Menulis satuan bahasa yang sederhana.
3)      Menulis pernyataan dan pertanyaan yang sederhana.
4)      Menulis paragraf pendek.
Tingkat menengah:
1)      Menulis pernyataan dan pertanyaan.
2)      Menulis paragraf.
3)      Menulis surat.
4)      Menulis karangan pendek.
5)      Menulis laporan.
Tingkat lanjut:
1)      Menulis paragraf.
2)      Menulis surat.
3)      Menulis berbagai jenis karangan.
4)      Menulis laporan.
B.     Macam-macam Metode Keterampilan Menulis
1.      Imlak (Dikte)
Imlak[6] adalah kategori menulis yang menekankan rupa/postur huruf dalam membentuk kata-kata dan kalimat. Menurut Mahmud Ma’ruf imlak adalah menuliskan huruf-huruf sesuai posisinya dengan benar dalam kata-kata untuk menjaga terjadinya kesalahan makna.
Secara garis besar ada tiga macam teknik yang diperhatikan dalam pembelajaran imlak, yaitu:
1)      Imlak Menyalin (imla al-manqul)
Imla ini merupakan langkah pertama[7] dalam pembelajaran bahasa arab untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis huruf dan kalimat bahasa arab. Imlak ini juga lazim disebut al-imla al-mansukh sebab dilakukan dengan cara menyalin tulisan. Imlak ini cocok diberikan kepada pemula.
Mengajarkan imlak[8] ini dilakukan dengan cara memberikan tulisan atau teks pada papan tulis, buku, kartu, atau yang lainnya. Setelah itu guru memberikan contoh membaca/melafalkan tulisan, diikuti oleh para pelajar sampai lancar. Setelah itu didiskusikan makna/maksud yang terkandung dalam tulisan itu. Setelah itu baru pelajar menyalinnya ke dalam buku tulisan.
Dalam pembelajaran bahasa arab fase ini merupakan fase yang penting, hal itu dikarenakan adanya urutan dalam aturan menulis bahasa arab, diantaranya:
a.       Kesulitan menulis dari kana ke kiri, karena kebanyakan dari orang-orang menulis bahasa mereka dimulai dari kiri ke kanan ataupun dari atas ke bawah.
b.      Adanya perbedaan dalam penulisan huruf arab dengan penulisan huruf laten yang sering dipakai dalam penulisan bahasa.
c.       Adanya perbedaan syakal huruf dalam bahasa arab dalam pemakaiannya baik di awal kata, di tengah, maupun di akhir kata.
d.      Adanya perbedaan bentuk huruf ketika dipakai dalam sebuah kalimat dan ketika berdiri sendiri.
e.       Adanya perbedaan bentuk huruf dengan dengan jenis tulisan yaitu dalam mengganti suatu kata dengan kata lain.
f.       ada hal-hal yang bersifat khusus dan hanya ada dalam bahasa arab yaitu tanwin, tad’if, ta maftuhah dan ta marbutah.
Jenis evaluasi yang dapat dilakukan dalam imlak ini adalah:
a.       memberikan soal dengan jawaban yang telah tersedia dalam bacaan yang dibaca siswa
b.      beberapa kata disusun acak dan siswa diminta untuk menyusunnya menjadi kalimat sempurna.
c.       Menterjemahkan teks kalimat pendek arab yang sesuai dengan pelajaran.
2)      Imlak mengamati (al-imla al-mandzur)
Yang dimaksud[9] mengamati disini adalah melihat tulisan dalam media tertentu dengan cermat, setelah itu dipindahkan ke dalam buku pelajar tanpa melihat lagi tulisan. Imlak ini pada dasarnya hampir sama dengan al-imla al-manqul dari segi memindahkan atau menyalin tulisan. Tetapi dalam proses penyalinannya para pelajar tidak diperbolehkan melihat tulisan yang disajikan oleh guru. Pelajar dalam hal ini sedapat mungkin harus menyalin tulisan hasil penglihatan mereka sebelumnya. Imlak ini sedikit lebih tinggi kesulitannya dibandingkan dengan al-imla al-manqul. Maka dalam prakteknya akan lebih cocok diberikan kepada pemula yang sudah lebih maju.
Contoh-contoh latihan dalam imlak manzhur, diantaranya:
a.       Pembelajaran kelompok dengan mencari kalimat atau membalik kalimat ke dalam kalimat alain atau ke dalam istilah lain.
b.      Pembelajaran kelompok dengan mencari bentuk kata lain sesuai kaidah nahwu atau memindahkan bentuk kalimat alain dari pembicara kepada pendengar.
3)      Imla menyimak (al-imla al-istimai’)
Yang dimaksud[10] imlak istimai adalah mendengarkan kata-kata/ kalimat/ teks yang dibacakan, lalu menulisnya. Imlak ini lebih sulit karena pelajar dituntut untuk menulis kalimat/teks tanpa melihat contoh tulisan dari guru, melainkan mengandalkan hasil kecermatan mereka dalam mendengarkan bacaan guru.
4)      Imlak tes (al-imla’ al-ikhtibari’)
Sesuai dengan sebutannya, tes, al-imla al-ikhtibari bertujuan untuk mengukur kemampuan dan kemajuan para pelajar dalam imlak yang telah mereka pelajari pada pertemuan-pertemuan sebelumnya. Maka kemampuan yang diukur mencakup unsur-unsur kemampuan dasar seperti yang dijelaskan di atas.
Sesuai dengan tujuannya, di dalam al-imla al-ikhtibari para pelajar tidak lagi diarahkan oleh guru dalam kegiatan menulis, maka sebelum melakukannya para pelajar sebaiknya diberi tenggang waktu yang cukup untuk melakukan latihan.
Hal-hal yang harus dimiliki[11] bagi seorang guru yang akan mengajarkan imla:
a.       Dalam membaca teks dimulai dengan tidak terlalu cepat dan berhenti sejenak untuk melanjutkan kembali dengan normal.
b.      Apabila dalam membaca teks terlalu lambat maka akan merusak tujuan imla itu sendiri.
c.       Oleh karena itu sebetulnya banyak materi yang dapat dijadikan imla.
2.      Khat (Kaligrafi)
Khat[12] adalah kategori menulis yang tidak hanya menekankan rupa/postur huruf dalam membentuk kata-kata dan kalimat, tetapi juga menyentuh aspek-aspek estetika. Maka tujuan pembelajaran khat adalah agar para pelajar terampil menulis huruf-huruf dan kalimat arab dengan benar dan indah.

3.      Insya (Mengarang)
Mengarang (al-insya’)[13] adalah kategori menulis yang berorientasi kepada pengekspresian pokok pikiran berupa ide, pesan, perasaan dan sebagainya ke dalam bahasa tulisan, bukan visualisasi bentuk atau rupa hurup, kata, atau kalimat saja. Maka wawasan dan pengalaman pengarang sudah mulai dilibatkan.
Menulis karangan tidak hanya mendeskripsikan kata-kata atau kalimat ke dalam tulisan secara struktural, melainkan juga bagaimana ide atau pikiran penulis tercurah secara sistematis untuk meyakinkan pembaca. Menurut tarigan (1994/ IV: 21) menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang. Yang perlu dicatat adlah menulis menulis merupakan representasi bagian dari kesatuan ekspresi-ekspresi bahasa. Gambar atau lukisan mungkin dapat menyampaikan makna-makna, tetapi tidak emnggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Ini merupakan perbedaan antara menulis dengan melukis, dan antara tulisan dengan lukisan, maka menggambar huruf-huruf bukan menulis.
Pada prinsifnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar untuk berpikir dan dalam tingkatan yang lebih tinggi dan dapat mendorong mereka untuk berpikir secara kritis dan sistematis, memperedalam daya tanggap/ persepsi, meningkatkan kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi, dan sebagainya. Tulisan juga dapat membantu menjelaskan pikiran-pikiran yang hendak dikemukakan . tidak jarang kita menemui apa yang sebenarnya kita pikirkan dan rasakan mengenai orang, gagasan, masalah dan kejadian hanya dalam proses menulis yang aktual.
Menulis karangan boleh dikatakan sebagai keterampilan yang paling sukar dibandingkan dengan keterampilan-keterampilan berbahasa lainnya. Apabila seorang pelajar menggunakan bahasa kedua atau asing secara lisan (syafawi), maka seorang penitir asli dapat mengerti dan menerima lafal yang kurang sempurna atau ungkapan-ungkapan yang kurang sesuai atau bahkan tidak sesuai dengan kaidah gramatikal. Akan tetapi, apabila pelajar itu menggunakan bahasa kedua/asing secara tulis (kitabi), maka penutur asli yang membacanya kan lebih keras dalam menilai tulisan yang banyak kesalahan ejaan atu tata bahasanya . meskipun maknanya yang disampaikan itu cukup jelas dan tulisannnya cukup rapi, tetapi suatu karangan tertulis dituntut harus baik dan sedapat mungkin tanpa kesalahan karena dianggap mencerminkan tingkat kepebdidikan penulis karangan yang bersangkutan.
a.      Teknik Pembelajaran Mengarang
Mengarang (al-insya’) dapat dibagi ke dalam dua kategori, yaitu mengarang terpimpin (al-insya’ al-muwajjah) dan mengarang bebas (al- insya’ hurr).
a)   Mengarang terpimpin (al-insya al-muwajjah)[14]
Mengarang terpimpin adalah membuat kalimat atau paragraf sederhana dengan bimbingan tertentu berupa pengarahan, contoh:  kalimat yang tidak lengkap, dan sebagainya. Mengarang terpimpin bisa juga disebut mengarang terbatas (al-insya al-muqayyad), sebab karangan pelajar dibatasi oleh ukuran-ukuran yang diberikan oleh pemberi soal, maka dalam prakteknya tidak menuntut pelajar untuk mengembangkan pikirannya secara bebas.
Ada berapa tekhnik latihan pengembangan mengarang terpimpin yang dikenal dalam pengajaran Bahasa Arab, antara lain: mengganti/merubah (al-tabdil), misalnya mengganti salah satu unsur dalam kalimat, merubah kalimat aktif menjadi pasif atau sebaliknya, positif menjadi negatif atau sebaliknya, berita menjadi tanya atau sebaliknya , kalimat yang ber-fi’il mudhari menjadi ber-fi’il madhi atau sebaliknya, dan sebagainya; mengisi bagian kosong (imla al-firagh), menyusun kata-kata yang tersedia menjadi kalimat lengkap (al-tartib), membuat kalimat lengkap tertentu berdasarkan perintah (takwin al-jurnal), menjawab pertanyaan tentang bacaan (al-ijabah), dan sebagainya.
b)   Mengarang Bebas (al-insya al-hurr)[15]
Mengarang bebas adalah membuat kalimat atau paragraf tanpa pengarahan, contoh : kalimat yang tidak lengkap, dan sebagainya. Para pelajar dalam hal ini diberi kebebasan untuk mengekspresikan pikirannya tentang suatu hal tertentu. Mengarang bentuk ini lebih tinggi tingkatannya dibandingkan mengarang terpimpin, sebab merupakan kelanjutan dari serangkaian kegiatan mengarangterpimpin. Akan tetapi kemampuan mengarang bebas dalam prakteknya dipisahkan dari kemampuan mengarang terpimpin, sebab memiliki cara, prosedur, dan tahapan tersendiri jika dikembangkan lebih dalam lagi.
Ada beberapa teknik latihan yang harus dilalui untuk sampai pada keterampilan mengarang bebas, antara lain yaitu :
a)    Meringkas bacaan terpilih (al-talkhish) yaitu menuliskan kembali intisari bacaan dengan bahasa arab yang dimiliki pelajar.
b)   Menceritakan gambar yang dilihat (al-qishshah) atau narasi yaitu menceritakan isi gambar yang dilihat berupa pekerjaan sehari-hari sejak bangun tidur sampai saat hendak tidur.
c)    Menjelaskan aktifitas tertentu (al-idhah) atau eksposisi yaitu menerangkan pekerjaan yang bisa dilakukan oleh pelajar dalam situasi-situasi tertentu, misalnya : berangkat ke sekolah menggunakan sepeda motor, pulang kampung naik kendaraan umum, dll.
Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam pembelajaran mengarang bebas, adalah sebagai berikut:
a)    Topik yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan tingkat kebahasaan pelajar dan ruang lingkup kehidupannya.
b)   Sebelum dilakukan kegiatan mengarang hendaknya ditentukan apa tujuan tulisan ini, dan kepada siapa ditujukan.
c)    Untuk mempermudah uraian dalam karangan, sebaiknya ditentukan outline karangan.
d)   Mewujudkan karangan diatas kertas, sebaiknya melalui langkah-langkah berikut : mula-mula konsep kasar, konsep ini kemudian di edit/diperbaiki barangkali ada hal-halyang salah, setelah itu ditulis rapi pada kertas karangan.
b.      Perbaikan menulis
Proses perbaikan/remedial dipandang sebagai cara penting untuk membantu siswa belajar bahasa baru. Jadi dari sistem remedial ini kesalahan siswa dapat diketahui dan diperbaiki. Sistem remedial ini bertujuan agar siswa memperhatikan kesalahan ketika berbicara atau menulis.
Guru dapat mengarahkan kepada siswa tentang penggunaan bahasa yang baik dan benar. Untuk itu, ada beberapa hal yang dibutuhkan dalam keterampilan menulis yakni:
a)      Memberikan pelatihan menulis, disini siswa di tuntut untuk mengidentifikasi kesalahan dan bertanggung jawab memperbaikinya, sehingga dilakukan latihan yang efektif untuk menerapkan apa yang telah mereka pelajari dalam penggunaan bahasa supaya diterapkan dengan benar.
b)      Siswa mengoreksi/mengetahui kesalahanya sendiri dibimbing oleh pelatihnya.
c)      Guru Membuat serangkaian proses pendidikan yang efektif bukan hanya formal, misalnya sebagai berikut:
§  setiap siswa membaca tulisan kemudian dikoreksi dan dimintauntuk menulis ulang.
§  jika siswa tidak dapat menyimpulkan kesalahan-kesalahan maka siswa memperhatikan sedikit bimbingan dari guru.
§  Ketika guru menemukan tulisan-tulisan yang kurang baik, gurumengembalikan tulisan kepada siswa dan meminta siswa untuk segera menulis.
§  penggunaan media papan tulis, guru menyuruh siswa maju ke depan. Ini berguna dalam memotivasi siswa untuk bisa dan memperbaiki kesalahannya. Dalam arti bahwa siswa mengoreksi kesalahan, pada saat yang sama rekan-rekannya juga ikut mengoreksi dan menulis kalimat yang benar di sisi lain.
§  guru dapatmenggarisi penulisan-penulisan yang salah.
§  dalam penulisan dapat menggunakan simbol, seperti:
ق= قواعد                 م= املاء
خ= خط                   ت= ترقيم
أ= أسلوب                 ف= فكرة... الخ
§  menyuruh siswa mengisi tulisan. Untuk mengoreksinya guru menyuruh siswa untuk menukar jawabanya untuk dikoreksi oleh siswa lain.
§  siswa mengoreksi tulisan dari apa yang diucapkan guru.  pilihan kata, struktur, rasa makna, ragam komposisi, ejaandan penyusunan.
§  siswa menulis sangat hati-hati dan tidak membuat kesalahan dalam ejaan dan tanda baca.
§  Guru menyuruh siswa pertama menulis.Jika penulisan belum benar, makaguru menyuruh siswa yang lainya untuk mengoreksi dan membenarkan kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam penulisan siswa yang pertama.
 
[1] Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Rosda Karya. 2011. hlm. 151
[2] Iskandarwassid, Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: UPI & Rosda Karya. 2008. hlm. 248
[3] Mahmud Kamil an-Naqoh, Ta’lim Lughah al-Arobiyah Lin-Naatiqin bilugotin Ukhro. Mekkah: Jamiah Ummul Quro. 1985. hlm.235
[4] Mahmud Kamil an-Naqoh. Op cit. Hlm. 237
[5] Iskandarwassid, Dadang Sunendar. Op cit. hlm. 292
[6] Acep. Op cit. hlm. 151
[7] Mahmud Kamil an-Naqoh. Op cit. Hlm. 241
[8] Acep. Op cit. hlm. 152
[9] Acep. Op cit. hlm. 152
[10] Acep. Op cit. hlm. 152
[11] Mahmud Kamil an-Naqoh. Op cit. Hlm. 249
[12] Acep. Op cit. hlm. 153
[13] Acep. Op cit. hlm. 163
[14] Mahmud Kamil an-Naqoh. Op cit. Hlm. 251
[15] Ibid. Hlm. 258
 

HALAMAN

POPULAR POST