Strategi Pembelajaran Mufradat
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mengajar pada hakekatnya adalah suatu proses, yakni proses mengatur,
mengorganisisi lingkungan yang ada di sekitar anak didik, sehingga dapat
menumbuhkan dan mendorong anak didik melakuan proses balajar,pada tahap
berikutnya adalah proses memberikan bimbingan atau bantuan kepada anak didik
dalam melakukan proses belajar.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi telah membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap berbagai
dimensi kehsdu pan manusia, baik dalam ekonomi, sosial, budaya maupun
pendidikan. Oleh karena itu agar pendidikan tidak tertinggal dari perkembangan
IPTEK tersebut perlu adanya penyesuaian-penyesuaian, teritama sekali yang
berkaitan dengan factor-faktor pengajaran di sekolah. salah satu faktor
tersebut adalah media pembelajaran yang perlu dipelajari dan dikuasai guru,
sehingga para guru dapat menyampaikan materi pelajaran kepada siswa secara
baik.
Media memiliki dampak yang positif dan sinergi yang mampu merubah sikap dan
tingkah laku siswa kearah perubahan yang kreatif dan dinamis. Peran media
sangat dibutuhkan dalam pembelajaran dimana dalam perkembangannya saat sekarang
media bukan hanya alat bantu tetapi merupakan bagian yang integral dalam sistem
pendidikan dan pembelajaran.
Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa media pembelajaran sangat
diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan strategi yang
menunjang guna dapat melancarkan pembelajaran, dan media pembelajaran merupakan
salah satu metode untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Oleh kerna itu,
dapat kita mengerti bahwa dalam kegiatan belajar mengajar,untuk mencapai hasil
dan tujuan yang diinginkan tanggung jawab tidak hanya di bebankan pada seorang
guru bagaimana harus mengatur atau mengelola kelas dan bagaimana memilih metode
yang relefan dengan bahan ajar. Namun tanggung jawab tersebut juga
harus dibebankan pada siswa. Para siswa harus memiliki keaktifan dan motivasi
yang tinggi untuk belajar begitu dilakukan bai itu didalnm kelas atau diluar
kelas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian,
tujuan, dan manfaat mufrodat?
2. Bagaimana
prinsip-prinsip pemilihan mufrodat itu?
3. Bagaimana strategi
pembelajaran mufrodat?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian, tujuan, dan manfaat mufrodat
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pemilihan mufrodat
3. Untuk mengetahui strategi pembelajaran mufrodat
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Kosakata (al-Mufradat)
1. Pengertian Kosakata (al-Mufradat)
Kosakata (Inggris: vocabulary) adalah himpunan kata atau khazanah kata yang diketahui oleh seseorang atau entitas lain, atau merupakan bagian dari
suatu bahasa tertentu1. Kosakata seseorang didefinisikan sebagai himpunan
semua kata-kata yang dimengerti oleh orang tersebut dan kemungkinan akan
digunakannya untuk menyusun kalimat
baru.2 Kekayaan kosakata
seseorang secara umum dianggap merupakan gambaran dari intelejensia atau tingkatpendidikannya.
Menurut Horn, kosakata adalah sekumpulan kata yang membentuk
sebuah bahasa. Peran kosakata dalam menguasai empat kemahiran berbahasa sangat
diperlukan sebagaimana yang dinyatakan Vallet adalah bahwa kemampuan
untuk memahami empat kemahiran berbahasa tersebut sangat bergantung pada
penguasaan kosakata seseorang.3 Meskipun demikian
pembelajaran bahasa tidak identik dengan hanya mempelajari kosakata. Dalam arti
untuk memiliki kemahiran berbahasa tidak cukup hanya dengan menghafal sekian
banyak kosakata.
Kosakata merupakan
kumpulan kata-kata tertentu yang akan membentuk bahasa. Kata adalah bagian
terkecil dari bahasa yang sifatnya bebas. Pengertian ini membedakan antara kata
dengan morfem. Morfem adalah satuan bahasa terkecil yang tidak bisa dibagi atas
bagian bermakna yang lebih kecil yang maknanya relative stabil.5 Maka kata terdiri dari
morfem-morfem, misalnya kata mu’allim ( معلم ) dalam bahasa Arab terdiri dari satu
morfem. Sedangkan kata al-mu’allim (المعلم ) mempunyai dua morfem yaitu ال dan معلم . Adapun kata yang mempunyai tiga morfem
adalah kata yang terbentuk dari morfem-morfem yang mana masing-masing morfem
mempunyai arti khusus. Misalnya kata al-mu’allimun ( المعلمون ) yang terdiri dari tiga morfem yaitu ال , معلم dan ون .
Dalam pembelajaran
bahasa Arab ada beberapa masalah dalam pembelajaran kosakata yang disebut
problematika kosakata (مشكلات صرفية). Hal itu terjadi karena dalam pembelajaran kosakata
mencakup didalamnya tema-tema yang kompleks yaitu
perubahanderivasi,perubahaninfleksi,katakerja, mufrad, tatsniyah, jama’, ta’nîts, tadzkîr danmakna leksikal dan fungsional Tetapi dalam makalah ini, penulis tidak menjelaskan satu persatu dari
tema-tema tersebut secara detail, hanya sekedar mengemukakan bahwa cakupan
pembelajaran kosakata tidak sederhana tetapi cukup luas dan rumit.
Dari uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa kosakata merupakan kumpulan kata-kata yang membentuk
bahasa yang diketahui seseorang dan kumpulan kata tersebut akan ia digunakan
dalam menyusun kalimat atau berkomunikasi dengan masyarakat. Komunikasi
seseorang yang dibangun dengan penggunaan kosakata yang tepat dan memadai
menunjukkan gambaran intelejensia dan tingkat pendidikan si pemakai bahasa.
2. Tujuan Pembelajaran
Mufradat
Tujuan umum pembelajaran kosakata (mufrodat) bahasa arab adalah sebagai
berikut:
1. Memperkenalkan kosakata baru kepada siswa atau mahasiswa, baik melalui
bahan bacaan maupun fahm al-musmu’.
2. Melatih siswa atau mahasiswa untuk dapat melafalkan kosakata itu dengan
baik dan benar karena pelafalan yang baik dan benar mengantarkan kepada
kemahiran berbicara dan membaca secara baik dan benar pula.
3. Memahami makna kosakata, baik secara denotasi atau leksikal (berdiri
sendiri) maupun ketika digunakan dalam konteks kalimat tertentu (makna
konotatif dan gramatikal).
4. Mampu mengapresiasi dan memfungsikan mufradat itu dalam berekspresi lisan
(berbicara) maupun tulisan (mengarang) sesuai dengan konteksnya yang benar.
3. Makna dan Fungsi Kosakata (al-Mufradât)
Kosakata sebagai
khazanah kata atau leksikon akan mempunyai fungsi bilamana mempunyai makna.
Makna sebuah kata dapat dibedakan menjadi makna denotatif (أصلى)
dan makna konotatif (إضافى). Makna denotatif (أصلى) terdiri dari makna hakiki dan makna kiasan, makna
asal dan makna istilah. Misalnya kata al-Umm (الأم)
dalam bahasa Arab, makna hakikinya adalah “ibu yang melahirkan anak”, sedang
makna kiasan terlihat bila kata al-Umm (الأم)
digunakan dalam Umm al-Kitâb (أم الكتاب).
Makna asal misalnya terdapat kata al-Hâtif (الهاتف)
yang berarti “orang yang berbisik”, sedang makna istilah maksudnya adalah
“telepon”.
Makna konotatif adalah
makna tambahan yang mengandung nuansa atau kesan khusus sebagai akibat dari
pengalaman para pemakai bahasa. Menurut Harimurti makna konotatif adalah makna sebuah atau sekelompok kata yang didasarkan
atas perasaan atau pikiran yang timbul atau ditimbulkan pada pembicara
(penulis) dan pendengar (pembaca). Sebagai contoh, kata al-Umm (الأم) makna konotattifnya adalah kasih sayang atau
perlindungan.
Ditinjau dari segi
fungsi, kosakata (al-mufradât) dapat dibedakan
menjadi dua, antara lain:
1. Al-Mufradât al-Mu’jamiyah ( (المفردات المعجميةyaitu kosakata yang
mempunyai makna dalam kamus seperti kata بيت ، قمر، قلم .
2. Al-Mufradât al-Wadzîfiyah (المفردات الوظيفية)
yaitu kosakata yang mengemban suatu fungsi tertentu, misalnya hurûf al-jar, asmâ
al-Isyârah, asmâ al-Maushûl, dlamâir, dan lain-lain yang sejenis dengannya.
Dari dua macam kosakata tersebut, perlu
dicatat bahwa diantara Al-Mufradât al-Mu’jamiyahterdapat beberapa hal
yang perlu diperhatikan, sebagai berikut :
1. Terdapat beberapa kosakata yang memiliki kemiripan makna, seperti kata رأى , نظر , لاحظ, شاهد (melihat, memandang, memperhatikan dan
menyaksikan).
2. Terdapat beberapa kata yang mempunyai makna denotatif yang sama namun
mengandung makna konotattif yang berbeda atau berbeda dalam konteks
penggunaanya, seperti kata مات , توفـي yang dapat diartikan dalam bahasa
Indonesia dengan “mati, meninggal, tewas, wafat atau mampus”.
3. Kata yang memiliki beberapa makna yang berbeda, seperti kata فصل yang bisa berarti “kelas” ,”musim” atau
“pasal” dan “bab”.
Uraian tentang hal-hal yang berkaitan dengan kosakata (al-mufradât)
tersebut perlu diperhatikan dan diketahui oleh orang-orang yang berprofesi
sebagai pengajar bahasa khususnya bahasa Arab.
B. Prinsip-prinsip Pemilihan kosakata (al-mufrodhat)
Dasar atau asas-asas yang menjadi prinsip acuan pemilihan kata atau
kosakata dapat diuraiakan sebagai berikut :
1. Frequency (tawatur), yaitu frekuensi penggunaan kata-kata
yang tinggi dan sering itulah yang harus menjadi pilihan.
2. Range (tawazzu’), yaitu mengutamakan kata-kata yang
banyak digunakan baik di negara Arab maupun di negara-negara non Arab atau di
suatu negara tertentu yang mana kata-kata itu lebih sering digunakan.
3. Availability (mataahiyah), mengutamakan kata-kata atau kosakata
yang mudah dipelajari dan digunakan dalam berbagai media atau wacana.
4. Familiarity (ulfah), yakni mendahulukan kata-kata yang
sudah dikenal dan cukup familiar didengar, seperti penggunaan kata شَمْسٌ lebih
sering digunakan dari pada kata ذٌ
كاءٌ , padahal keduanya
sama maknanya.
5. Coverage (syumuul), yakni kemampuan daya cakup suatu kata
untuk memiliki beberapa arti, sehingga menjadi luas cakupannya. Misalnya
kata يبت lebih luas daya cakupannya
dari pada kata منـزل .
6. Significance (ahammiyah), yakni mengutamakan kata-kata yang
memiliki arti yang signifikan untuk menghindari kata-kata umum yang banyak
ditinggalkan atau kurang lagi digunakan.
7. Arabism, yakni mengutamakan kata-kata Arab dari kata-kata serapan yang diarabisasi
dari bahasa lain. Misalnya kata الهاتف , المذيـاع, التلفاز secara berurutan ini harus diutamakan
pemilihannya dari pada kata التليفون , الراديو dan التلفزيون.
C. Strategi Pembelajaran
Mufrodhat
Methode pembelajaran pada hakikatnya adalah teknik-teknik dalam
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang jenisnya beragama dan
pemanfaatannya disesuaikan dengan kebutuhan. Begitu pula halnya dengan
embelajaran bahasa arab khususnya kosakata (al-mufrodhat) ini menuntut adanya
metode-metode dasar yang dapat diterapkan tanpa mengharuskan adanya
sarana-sarana yang tidak terjangakau oleh lembaga-lembaga pendidikan yang
mengajarkan bahasa arab. Namun bila ada sarana dan media yang memadai
tentunya akan lebih baik dan sangat membantu suksesnya methode-methode dan
teknik-teknik pembelajaran.
Dalam
pembelajaran kosakata (al-mufrodhat) ada baiknya di mulai dengan kosakata dasar
yang tidak mudah berubah, seperti halnya istilah kekerabatan, nama0nama bagian
tubuh, kata ganti, kata kerja pokok serta bebrapa kosakata lain yang mudah
untuk dipelajari. Method yang bisa digunakan dalam pembelajarannya antara lain
yaitu method secara langsung, method meniru dan menghafal, methode aural-oral
approach, methode membaca, methodegramatika-translation, methode
dengan menggunakan media kartu bergamabar dan alat peraga serta pembelajaran
dengan lagu atau menyanyi arab. Teknik yang dapat dilakukan yakni dengan
berbagai teknik permaianan bahasa, misalnya dengan perbandingan, memperhatikan
susunan huruf, penggunaan kamus dan lainnya.
Effendi
mejelaskan lebih rinci tentang tahapan dan teknik-teknik pembelajaran
kosakata (almufrodhat) atau pengalaman siswa dalam mengenal
dan memperoleh makna kata, sebagai berikut :
1. Mendengarkan kata. Ini merupakan tahapan pertama yaitu dengan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mendengarkan kata-kata yang diucapkan pengajar
atau media lain, baik berdiri sendiri maupun didalam kalimat. Apabila unsure
bunyi dari kata itu sudah dikuasai oleh siswa, maka untuk selanjutnya siswa
akan mampu mendengarkan secara benar.
2. Mengucapkan kata. Dalam tahap ini, pelajra memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengucapkan kata yang telah didengarnya. Mengucapkan kata baru akan
membantu siswa mengingat kata tersebut dalam waktu yang lebih lama.
3. Mendapatkan makna kata. Pada tahap ini hendaknya pengajar menghindari
terjemahan dalam memberikan arti kata kepada siswa, kareba bila hal itu
dilakukan maka tidak akan terjadi komunikasi langsung dalam bahasa yang sedang
dipelajari, sementara makna kata pun akan cepat dilupakan oleh siswa. Ada
beberapa teknik yang bisa digunakan oleh pengajar untuk menghindari terjemahan
dalam memperoleh arti suatu kata, yaitu dengan pemberian konteks kalimat,
definisi sederhana, pemakaian foto/gambar, sinonim, antonym, memperlihatakn
benda asli atau tiruannya, peragaan gerakan tubuh dan terjemahan sebagai
alternative terakhir bila suatu kata memang benar-benar sukar untuk dipahami
siswa.
4. Menbaca kata. Setelah melalui tahap mendengat, mengucapkan dan memahami
makna kata-kata, baru pengajar menulisnya di papan tulis. Kemudian siswa
diberikan kesempatan membaca kata tersebut dengan suara keras.
5. Menulis kata. Penguasaan kosakata siswa akan sangat terbantu bilamana ia
diminta untuk menulis kata-kata yang baru dipelajarinya (dengar, ucap, paham,
baca) mengingat karakteristik kata tersebut masih segar dalam ingatan siswa.
6. Membuat kalimat. Tahap terakhir dari kegiatan pembelajaran kosakata adalah
menggunakan kata-kata baru itu dalam sebuah kalimat yang sempurna, baik secara
lisan maupun tulisan. Guru harus kreatif dalam memberikan contoh
kalimat-kalimat yang bervariasi dan siswa diminta untuk menirukannya. Dalam
menyusun kalimat-kalimat itu hendaknya digunakan kata-kata yang produktif dan
actual agar siswa dapat memahami dan memperguankannya sendiri.
7. Prosedur atau langkah-langkah pembelajaran kosakata di atas tentunya dapat
dijadikan acuan para pengajar bahasa arab, walaupun tidak semua kata-kata baru
harus dikenalkan dengan prosedur dan langkah-langkah tersebut. Factor alokasi
waktu dalam hal ini juga harus diperhitungkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pemilihan kata-kata tertentu yang dianggap mudah atau kata-kata yang memang
hanya dapat dipahami secra baik dan utuh maknanya bilaman dihubungkan serta
disesuaikan dengan konteks wacana.
a. Strategi Pembelajaran kosakata tingkat dasar ( Mubtadi’)
Strategi pembelajaran kosakata (al-mufrodat)
pada tingkat dasar ini pengajar dapan menggunakan beberapa strategi antara lain
:
1. Menggunakan nyanyian atau lagu dalam pembelajaran bahasa Arab, dapat
dibedakan antara bernyanyi sambil belajar dan belajar sambil bernyanyi.
Penggunaan lagu dalam pembelajaran mufrodat dapat menggunakan kejenuhan
belajar, dan dapat memberikan kesenangan kepada pembelajar dapat meningkatkan
penguasaan mufrodat atau menambah perbendaharaan mufradat.
2. Menunjukkan benda yang dimaksud seperti mendatangkan sampelnya atau benda
aslinya, contoh : pengajar menunjukkan pensil didepan siswa pada saat belajar
menyebutkan kalimat mirsamun, dan menunjukkan bolpoin ketika
menyebut kalimatqolamun.
3. Meminta siswa membaca berulang kali, pengajar bisa meminta siswa membaca
kosakata baru yang didapatkan dari sebuah teks berulang kali, sehingga
diharapkan dia dapat menemukan artinya setelah merangkai dengan kata yang lain
dalam teks yang dibacanya.
4. Mendengarkan dan menirukan bacaan, dan mengulang-ngulang bacaan serta
menulisnya sampai siswa benar-benar paham dan menguasainya.
Penggunaan lagu dalam pembelajaran
mufrodat ini bertujuan untuk memotivasi siswa melakukan kegiatan pembelajaran
secara lebih baik yang dapat membantu mempermudah peningkatan kecerdasan dan
daya pikir kreatif siswa, sedangkan kegiatan penulisan mufrodat ini berhasil
meningkatkan ketrampilan menulis siswa dan memberikan kesempatan untuk
memperoleh pemahaman mengenai mufrodat yang disajikan, adapun kegiatan
menirukan bacaan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam berbicara,
dan kegiatan merespon mufrodat yang diucapkan dapat mengembangkan segi afektif
dalam berkomunikasi dan memberikan kesempatan untuk menyimak secara baik.
b. Strategi pembelajaran kosakata tingkat Menengah ( mutawassid )
Strategi pembelajaran kosakata (al-mufrodat)
pada tingkat menengah ini pengajar dapat menggunakan beberapa strategi, antara
lain:
1. Menggunakan peragaan tubuh
Guru dapat menunjukkan makana kosakata yang hendak
diajarkan dengan memperagakan, seperti pengajar memperagakan orang yang sedang
makan , yang menjelaskan kata akala yang mempeunyai arti
sedang makan .
2. Menulis kata-kata
Penguasaan siswa terhadapa kosakata akan sangat
terbantu bilaman ia diminta untuk menulis kata-kata yang baru dipelajarinya
(dengar, ucap, paham,baca) mengingat kaarasteriktik kata tersebut masih segar
dalam ingatan siswa.
3. Dengan bermain peran
Seperti mengajar memerankan orang sakit yang memegangi
perut dan dokter memeriksanya. Bentuk bermain drama ini biasanya dilaksanakan
dengan bermain drama ( masrohiyah ).
4. Memberikan padanan kata (sinonim)
Gurur dapat memberikan kata yang mempunyai makna sama
tapi mempunyai makna sama, tetapi menggunakan kosakata yang berbeda, seperti
(waktu) pengajar memberikan kata qo’ada pengajar dapat
menyebutkan sinonimnya yaitu Jalasa.
5. Member lawan kata atau antonym
Guru dapat memberikan kata yang maknanya berlawanan
dengan kosa kata yang hendak diajarkan, seperti pengajar dapat
menjelaskan thawil dengan menyebutkan lawan katanya qoshir.
6. Memberikan asosiasi makna
Guru dapat menjelaskan kata madrasah dengan
memberikan asosiasi dengan menyebutkan kata-kata seperti: tholib,
mudarris, sabburah, dll. Sehingga pikiran siswa akan tertuju pada satu
kata yaitu sekolah.
7. Guru menyebutkan akar kata dan derivasinya (kata yang mengalami
perubahan) Guru dapat menjelaskan kata maktab dengan
menggunakan akar katanya berserta derivasinya seperti kataba yaktubu
kitabah dst. Hal ini dapat membantu siswa dalam memahami kosa kata
sesuai dengan perubahan kalimatnya.
c. Strategi pembelajaran kosakata tingkat lanjut (mutaqoddim)
Strategi
pembelajaran kosakata (al mufradat) pada tingkat lanjut ini pengajar
dapat menggunakan beberapa strategi antara lain:
1. Menjelaskan makna kata dengan menjelaskan maksudnya.
2. Mencari makna kata dalam kamus
Ketika mengajarkan kosakata baru, pengajar dapat
meminta siswa langsung mencari maknanya dalam kamus.
3. Mengacak mufradat agar menjadi susunan kata yang benar
4. Meletakkan kata dalam kalimat
5. Memilih contoh mufradat yang baik untuk siswa, jangan sampai mengajar
mufradat yang mendidik apalagi provokatif seperti dhoroba, qotala,
rofasa.
6. Menyusun kalimat yang benar dari beberapa mufradat yang telah disediakan.
7. Memberikan harokat kata
8. Menerjemahkan kosakata kedalam bahasa ibu. Cara ini merupakan jalan
terakhir, ketika seluruh cara digunakan tidak mampu member pemahaman siswa.
Guru tidak dianjurkan terburu-buru menggnakan cara ini, Karena cara ini
berdampak negative terhadap perkembangan kebahasaan siswa seperti malas membuka
kamus, berasosiasi dan sebagainya.
III
PPENUTUP
A. Kesimpulan
Kosakata merupakan kumpulan huruf-huruf yang membentuk bahasa yang
diketahui seseorang dan kumpulan huruf tersebut akan digunakan untuk menyusun
kalimat atau sebagai alat komunikasi.
Strategi pembelajaran mufrodhat secara umum adalah
a. Meminta siswa menddengarkan, membaca berungkali dan menulisnya.
b. Menunjukkan benda atau meragakan secara langsung.
c. Memberikan antonym ataupun sinonimnya.
d. Memberikan qiyasan terhadap kosakata yang dimaksud.
e. Memberikan cara dengan sekreatif mungkin dalam mengajarkan mufrodhat.
Mengajarkan kosakata terhadap siswa sudah sangat popular digunakan guru
pada setiap pengajarannya dengan berbagai kekreatifannya, maka media
apapun yang digunakan oleh guru yang mau berinovasi pasti akan slalu menarik
dan memberikan banyak motivasi siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Mustofa, Syaiful. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab
Inovatif, Cetakan pertama.
Malang: UIN Press.
Makalah, 2008. Metode dan Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Oleh
Kasmawati dalam manadochantiq.piles.wordpress.com.
Taufiqurrohman. 2009. Belajar Bahasa Arab Melalui Lagu. Html
di akses pada 12 Oktober 2010.
Degeng, in. 1997. Strategi Pembelajaran:
mengorganisasikan isi dengan Model Elaborasi. Malang: IKIP Malang.
Gulo, w. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.