Pentingnya Melatih Mental

Berapa kali anda mendengar seorang atlet ataupun pelatih kelas dunia berkomentar "80% olahraga ini menggunakan / mengutamakan mental?" Mungkin sudah sering anda dengar. Tenis meja juga termasuk olahraga yang banyak menggunakan mental. Karena aspek mental sangat penting dalam olahraga tenis meja ini, berapa sering anda melatihnya? Jika anda seperti kebanyakan orang, maka anda pasti juga jarang atau bahkan tidak melatih mental sama sekali.http://tenismeja.org/plugins/editors/jce/tiny_mce/plugins/readmore/img/trans.gif
Coba anda pikirkan hal ini sejenak. Setidaknya 90% lebih dari lawan-lawan anda juga tidak melakukan latihan mental ini. Jadi jika anda mampu menyisihkan setidaknya setengah jam dalam seminggu untuk melatihnya, anda sudah unggul 26 jam latihan mental dalam setahun dibandingkan dengan lawan anda. Apakah hal ini memberi anda keuntungan akan lawan-lawan anda di dalam kompetisi nanti?

Jika dilakukan dengan benar, latihan mental akan membuat anda berkembang di beberapa area seperti berikut ini:
Mampu bermain dengan baik meski dalam tekanan berat (under pressure)
Mampu meneliti sesuatu yang penting dari lawan anda
Mampu menganalisa permainan lawan dan menyesuaikan strategi untuk melawannya
Mampu menganalisa permainanmu sendiri dan mengoreksi apabila ada yang salah
Mampu berkonsentrasi penuh dalam setiap poin permainan
Mempunyai kepercayaan diri dan level konsistensi yang tidak lekang oleh waktu

Jadi, bagaimana anda melatih mental di dalam olahraga tenis meja? Seperti anda, saya dulu juga awam akan hal ini namun setelah membaca beberapa buku tentang Mental Training, saya menyadari tenis meja juga pasti akan mendapat manfaat dari latihan tersebut. Poin-poin latihan mental akan saya bahas di artikel lain satu demi satu tapi akan saya berikan beberapa poin terpenting di sini sebagai gambaran untuk anda.

Mental Reinforcement
Gunakan mental reinforcement untuk menaikkan level permainan tenis meja anda. Mental reinforcement adalah ide yang dijabarkan sebagai berikut: jika anda berpikir tentang sesuatu, membicarakan sesuatu tersebut, dan menulis tentang sesuatu yang akan terjadi, maka sesuatu atau hal tersebut biasanya akan benar-benar terjadi atau terwujud.
Ok, jika kita terapkan dalam tenis meja, jika anda sering memikirkan bermain tenis meja dengan lebih baik, atau berpikir untuk dapat melakukan pukulan forehand topspin dengan sempurna, alam bawah sadar otak anda juga akan bekerja dan akan turut membantu anda merealisasikan pikiran-pikiran anda tersebut. Hal yang luar biasa dan menarik untuk dicoba bukan?

Visualisasi
Dengan membayangkan sesuatu yang anda inginkan sebelum hal tersebut terjadi, anda dapat memanfaatkan imajinasi untuk membantu anda. Sudah diteliti jika otak tidak dapat membedakan antara anda benar-benar sedang melakukan sesuatu atau hanya sedang membayangkan melakukan sesuatu tersebut dan ada bagian otak yang sama-sama menjadi aktif dengan dua aktivitas tersebut. Hal ini bisa dimanfaatkan dalam tenis meja seperti anda membayangkan sedang latihan di rumah dengan meja anda yang nyaman dan berulangkali berhasil melakukan forehand topspin yang sangat kuat atau anda juga bisa membayangkan sedang bertanding di partai final dengan kedudukan 9-9 dan dalam keadaan tertekan namun akhirnya anda berhasil merebut 2 poin terakhir dengan sempurna. Bayangkan dengan kuat dan serealistis mungkin kejadian-kejadian tersebut. Otak anda tidak akan bisa membedakannya dan ketika hal tersebut terjadi di dunia nyata, anda akan jauh lebih siap menghadapi situasi-situasi yang susah dan penuh dengan tekanan.

Jalankan Program Latihan Mental
Jika anda menjalankan sebuah program latihan mental yang terdiri dari bayangan-bayangan aksi anda yang bagus / sempurna sebelum setiap poin, alam bawah sadar anda akan membantu anda untuk melakukan aksi yang sesuai atau tepat dalam perebutan poin yang sebenarnya. Selain itu alam sadar anda juga akan sibuk melakukan sesuatu yang positif dan mencegah anda kehilangan konsentrasi.
MENTAL JUARA
  1. Latihan dengan sungguh-sungguh.
  2. Disiplin waktu dalam latihan, disiplin memukul bola, disiplin dalam pertandingan.
  3. Senantiasa siap memukul bola dan menjaga agar bola hidup.
  4. Senantiasa berfikir sebelum melancarkan serangan, berfikir agar mendapatkan poin.
  5. Segan pada orang tua, sopan dengan sesama dan menghormati yang lebih muda
  6. Tetap tenang meski angka tertinggal, terus berupaya mengejar
  7. Mengakui kelebihan lawan jika kalah dan mau belajar memperbaiki kesalahan.
  8. Suka menambah sendiri jam latihan agar dapat menguasai kekurangan yang ada.
  9. Suka belajar dari senior, suka bertanya apa saja tentang tenis meja
  10. Mau berkorban membeli buku-buku, VCD, dan mengikuti latihan di mana saja.
  11. Suka bermain dan latihan dengan siapa saja, tidak pilih-pilih.
  12. Tidak takut kalah, meski lawan lebih kuat.
  13. Selalu mengikuti tata aturan bermain yang benar.
  14. Selalu berkata, bertindak dengan benar.
  15. Menganggap pelatih sebagai guru, orang tua dan teman.
  16. Saya juara saat ini, besok lusa mungkin orang lain. Harus siap menang dan siap kalah.
  17. Bangga jika memiliki peralatan sendiri, seperti: bet, kayu, bola, lem, pembersih, air minum, dll.
  18. Senang mengikuti berita dan perkembangan tenis meja di sekitarnya, di Indonesia dan di Dunia.
  19. Peduli dengan sesama pemain bukan saja dalam hal tenis meja juga masalah sosial.
  20. Jadi Juara karena sanggup mengalahkan Juara Sebelumnya.

MENTAL PECUNDANG
  1. Latihan semaunya sendiri.
  2. Lebih sering telat dan cari-cari alasan, memukul bola tidak berfikir, bertanding semaunya.
  3. Ingin cepat-cepat mematikan bola, tidak peduli bola masuk atau keluar.
  4. Yang penting main dan pukul bola.
  5. Tidak mau menyapa orang tua, ngomong se-enaknya (mencarut), menyepelekan pemain yang lebih muda.
  6. Tegang, Emosional dan marah-marah.
  7. Suka menyalahkan apa saja: wasit curang, lawan pakai bintik, lantai licin, lampu silau, capek, kurang pemanasan, dll…
  8. Kalau bisa latihan cukup 5 menit saja lalu main tapi tidak serius.
  9. Lebih banyak diam, malu bertanya sebab bertanya dianggap orang bodoh.
  10. Sayang mengeluarkan uang: buku,VCD, latihan Cuma buang-buang uang dan waktu.
  11. Hanya mau bermain dengan orang-orang tertentu.
  12. Menghindar lawan yang lebih berat.
  13. Apapun cara dilakukan agar bisa menang. Bila perlu dengan cara curang!
  14. Berbohong jadi kebiasaan.
  15. Bila perlu kalahkan pelatih.
  16. Sayalah juara, tidak bisa dikalahkan. Kalo kalah ya nasib.
  17. Selalu mau minjam dan makai milik orang lain.
  18. Masa bodoh, yang penting saya main.
  19. Cuek dan tidak peduli pada sesama.
  20. Juara karena tidak ada lawan yang berat
Bererapa hal yang menjadi faktor mentalnya down, antara lain :
•·         Kurangnya intensitas latihan. Karena intesitas latihan yang kurang sehingga ketika bertanding tidak memiliki rasa percaya diri yang cukup.
•·         Jarang mengikuti pertandingan, terutama pertandingan besar. Dengan kurangnya mengikuti pertandingan, pemain tidak terbiasa bermain dalam pertandingan.
•·         Kurangnya pemanasan sebelum bertanding. Hal ini mengakibatkan pemain belum terlalu siap ketika bertanding.
•·         Jarang berlatih tanding. Latihan yang rutin tanpa diimbangi dengan latih tanding mengakibatkan permainan yang dimiliki kurang berkembang, sehingga ketika bertemu dengan pemain yang pola permainannya berbeda akan mengalami kesulitan, misal ketika bertemu dengan pemain yang bertahan, pemain yang menggunakan bintik bertahan, pemain yang menggunakan karet anti dan sebagainya.
•·         Beban untuk memenangkan pertandingan. Karena diharuskan untuk menang dalam suatu pertandingan, akhirnya malah menjadikan beban berlebihan.
•·         Bertemu pemain yang lebih baik/berprestasi. Karena mengetahui pemain yang akan dihadapi lebih baik/lebih berpresatasi, akhirnya merasa kurang percaya diri.
•·         Bertemu dengan pemain di bawah namun memiliki kualitas permainan yang cukup baik. Karena lawannya memiliki kualitas di bawah namun memiliki permainan yang cukup baik mengakibatkan kita memiliki beban untuk menang.
•·         Pengalaman masa lalu. Pernah mengalami kekalahan oleh pemain yang sama, atau pernah kalah oleh tipe pemain yang memang tidak cocok dengan permainan kita sehingga terjadi trauma dalam bertanding.
•·         Tempat pertandingan yang tidak biasa. Tempat pertandingan tidak sesuai dengan yang diharapkan, misalnya meja yang kurang baik, suhu udara terlalu panas, silau, bertanding di tempat terbuka, sempit, dll
•·         Tekanan penonton. Jika bertading melawan pemain tuan rumah, penonton akan menekan pemain lawan, sehingga tidak dapat berkonsetrasi ketika bermain.
•·         Tidak ada yang memberikan arahan. Arahan yang baik dapat menurunkan kadar grogi pemain tenis meja, salah satunya dengan adanya pelatih, pemain yang lebih baik, teman yang memberitahu dan lainnya.
•·         Peralatan kurang memadai. Peralatan yang dimiliki kurang memadai untuk bertanding.
•·         Dll

HALAMAN

POPULAR POST