AKHLAQ KEPADA TEMAN


Di antara akhlaq kepada teman atau kawan, baik teman di sekolah, di lingkungan maupun di tempat-tempat yang lain adalah menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda, sebagaimana sabda Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam :
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يُوَقِّرْ كَبِيرَنَا وَ يَرْحَمْ صَغِيرَنَا
“Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak memuliakan orang yang lebih tua dan tidak menyayangi orang yang lebih muda.” ( HSR. Ahmad dan At-Tirmidzi )
Di antara akhlaq kepada teman adalah bersikap ramah kepadanya, sebagaimana sabda Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam :
تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ
“Senyumanmu kepada wajah saudaramu terhitung shodaqoh bagimu.” ( HSR. At-Tirmidzi )
Rosululloh saw bersabda :
لاَ تَحْقِرَنَّ مِنْ الْمَعْرُوْفِ شَيْئًا وَ لَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ
“Jangan kamu remehkan perbuatan baik walaupun sedikit, sekalipun kamu menemui saudaramu dengan wajah yang berseri-seri.” ( HR. Ahmad dan Muslim )
Dalam hadits yang lain beliau bersabda :
حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ خَمْسٌ : رَدُّ السَّلاَمِ وَ عِيَادَةُ الْمَرِيْضِ وَ اتِّبَاعُ الْجَنَائِزِ
وَ إِجَابَةُ الدَّعْوَةِ وَ تَشْمِيْتُ الْعَاطِسِ
“Hak seorang muslim atas muslim yang lainnya ada lima, yaitu : “Menjawab salam, menengoknya orang yang sakit, mengiringi jenazahnya, mendatangi undangannya, dan mendoakan “yarhamukalloh” untuk yang bersin.” ( HR. Ahmad, Al-Bukhori, Muslim dan Ibnu Majah )
Di antara akhlaq kepada teman adalah saling tolong-menolong dalam kebaikan, sebagaimana firman Alloh ta’ala :
وَ تَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَ التَّقْوَى وَ لاَ تَعَاوَنُوْا عَلَى الإِثْمِ وَ الْعُدْوَانِ
“Saling tolong-menolonglah di dalam kebajikan dan taqwa, dan janganlah saling tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan.” ( Qs. Al-Maidah : 2 )
Rosululloh saw bersabda :
مَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
“Barangsiapa yang memberikan kemudahan kepada orang yang kesulitan, niscaya Alloh memberi kemudahan kepadanya di dunia dan akhirat.” ( HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmirdzi dan Ibnu Majah )
Di antara akhlaq kepada teman tidak mencela atau mengolok-olok, dan tidak memanggilnya dengan panggilan yang buruk, karena Alloh ta’ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا لاَ يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَى أَنْ يَكُوْنُوْا خَيْرًا مِنْهُمْ وَ لاَ نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَى أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ وَ لا تَلْمِزُوْا أَنْفُسَكُمْ وَ لاَ تَنَابَزُوا بِالأَلْقَابِ بِئْسَ الاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الإِيمَانِ وَ مَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُوْنَ
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lainnya, boleh jadi yang diolok-olok lebih baik daripada yang mengolok-olok, dan janganlah kaum wanita mengolok-olok wanita yang lainnya, boleh jadi wanita yang diolok-olok lebih baik daripada wanita yang mengolok-olok, jangan pula mencela diri sendiri, dan janganlah memanggil dengan julukan-julukan ( yang jelek ), sejelek-jelek nama adalah kefasiqan setelah iman, barangsiapa yang tidak bertaubat mala mereka itulah orang-orang yang zhalim.” ( Qs. Al-Hujurot : 11 )
Di antara akhlaq kepada teman yaitu tidak menggunjing yaitu tidak menyebarkan aib dan kekurangannya. Alloh berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَ لاَ تَجَسَّسُوْا وَ لاَ يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ وَ اتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, karena sebagian prasangka itu adalah dosa. Janganlah kalian saling mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lainnya, apakah salah seorang di antara kalian suka memakan bangkai saudaranya yang sudah mati ? Tentu kalian tidak menyukainya. Bertaqwalah kepada Alloh, sesungguhnya Alloh Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” ( Qs. Al-Hujurot : 12 )
Rosululloh saw bersabda :
وَ مَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Barangsiapa yang menyembunyikan aib seorang muslim, Alloh pasti akan menutup aibnya pada hari qiamat.” ( HR. Ahmad, Al-Bukhori, Muslim, Abu Dawud dan At-Tirmidzi )
Di antara akhlaq kepada teman yaitu tidak saling mendengki, tidak saling menipu, tidak saling membenci dan tidak saling membelakangi, sebagaimana sabda Rosululloh saw :
لاَ تَحَاسَدُوْا وَ لاَ تَنَاجَشُوْا وَ لاَ تَبَاغَضُوْا وَ لاَ تَدَابَرُوْا
“Janganlah kalian saling mendengki, jangan saling menipu, jangan saling membenci dan jangan saling membelakangi !” ( HR. Ahmad dan Muslim )
Di antara akhlaq kepada teman yaitu tidak saling menzhalimi, sebagaimana firman Alloh dalam hadits qubsi :
يَا عِبَادِيْ إِنِّيْ حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِيْ وَ جَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلاَ تَظَالَمُوْا
“Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan zhalim atas diri-Ku, dan Aku pun telah menjadikannya haram di antara kalian maka janganlah kalian saling menzhalimi !” ( HR. Muslim )
Rosululloh saw bersabda :
عَنْ أَنَسٍ t قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ r : انْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُوْمًا ! قَالُوْا :
يَا رَسُوْلَ اللَّهِ هَذَا نَنْصُرُهُ مَظْلُومًا فَكَيْفَ نَنْصُرُهُ ظَالِمًا ؟ قَالَ : تَأْخُذُ فَوْقَ يَدَيْهِ
“Dari Anas ra dia berkata : “Rosululloh saw bersabda : “Tolonglah saudaramu dalam keadaan zhalim atau pun dizhalimi !” Para Shahabat pun bertanya : “Wahai Rosululloh, ini bila kami menolongnya dalam keadaan dia dizhalimi, bagaimana kami menolongnya dalam keadaan dia berbuat zhalim ?” Rosul menjawab : “Cegah dia dari melakukannya !” ( HR. Ahmad, Al-Bukhori dan At-Tirmidzi )
Di antara akhlaq kepada teman adalah tidak menyuruh berdiri seseorang untuk kemudian dia menduduki tempat duduknya, sebagaimana sabda Rosululloh saw :
لاَ يُقِيْمُ الرَّجُلُ الرَّجُلَ مِنْ مَجْلِسِهِ فَيَجْلِسَ فِيهِ وَ لَكِنْ تَفَسَّحُوْا وَ تَوَسَّعُوْا
“Tidak layak menyuruh orang lain berdiri dari tempat duduknya kemudian dia duduk padanya, tetapi berlapang-lapanglah dan luaskanlah !” ( HR. Ahmad dan Muslim )
Di antara akhlaq kepada teman adalah tidak boleh mendiamkan lebih dari tiga hari, sebagaimana sabda Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam :
وَ لاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ
“Tidak halal bagi seorang muslim untuk memboikot saudaranya lebih dari tiga hari.” ( HR Ahmad, Al-Bukhori, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi dll )
Di antara akhlaq kepada teman adalah saling mengoreksi dengan semangat persaudaraan, sebagaimana sabda Rosululloh saw :
الْمُؤْمِنُ مِرْآةُ الْمُؤْمِنِ وَ الْمُؤْمِنُ أَخُو الْمُؤْمِنِ يَكُفُّ عَلَيْهِ ضَيْعَتَهُ وَ يَحُوْطُهُ مِنْ وَرَائِه
“Seorang mu’min adalah cermin bagi mu’min lainnya, dan seorang mu’min adalah saudara bagi mu’min yang lainnya, dia mencegahnya dari kerugian dan menjaga ( membela)nya di belakangnya.” ( HHR. Abu Dawud )
Di antara akhlaq kepada teman adalah tidak suka mencela dan berkata kotor atau pun kasar, sebagaimana sabda Rosululloh saw :
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِالطَّعَّانِ وَ لاَ اللَّعَّانِ وَ لاَ الْفَاحِشِ وَ لاَ الْبَذِيْءِ
“Seorang mu’min bukanlah orang yang suka mencela, tidak suka melaknat, tidak berbuat keji dan tidak berkata kotor.” ( HSR Ahmad dan At-Tirmidzi )
Rosululloh saw juga bersabda :
سِبَابُ الْمُسْلِمِ فُسُوقٌ وَ قِتَالُهُ كُفْرٌ
“Mencela seorang muslim adalah kefasiqan dan memeranginya adalah kekufuran.” ( HR. Ahmad, Al-Bukhori, Muslim, Abu Dawud, An-Nasai dll )
Dan tidak boleh pula memutuskan hubungan silaturrahim, karena Nabi saw bersabda :
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعٌ
“Tidak akan masuk syurga orang yang memutuskan hubungan silaturrhim.”
( HR. Ahmad, Al-Bukhori, Muslim, Abu Dawud dan At-Tirmidzi )
Di antara akhlaq kepada teman adalah tidak boleh mencuri dengar pembicaraan yang mereka. Rosululloh saw bersabda :
مَنْ اسْتَمَعَ إِلَى حَدِيْثِ قَوْمٍ وَ هُمْ لَهُ كَارِهُوْنَ أَوْ يَفِرُّونَ مِنْهُ صُبَّ فِي أُذُنِهِ الآنُكُ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Barangsiapa yang berusaha mendengarkan pembicaraan orang-orang yang mereka tidak suka ( untuk didengar pihak lain ) atau mereka menghindarinya niscaya akan dituangkan timah ke dalam telinga mereka pada hari qiyamat.” ( HR. Ahmad dan Al-Bukhori )
Di antara akhlaq kepada teman yaitu mema’afkan kesalahan teman-teman, sebagaimana firman Alloh ta’ala :
وَ جَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا فَمَنْ عَفَا وَ أَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الظَّالِمِيْنَ
“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa mema’afkan dan berbuat baik maka pahalanya atas ( tanggungan ) Alloh. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zhalim.” ( Qs. Asy-Syuro’ : 40 )
Di antara akhlaq dengan teman yaitu memilih teman karib yang baik karena teman karib atau sahabat dekat akan banyak mempengaruhi agama dan akhlak seseorang, sebagaimana sabda Rosululloh saw :
الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِطُ
“Seseorang berdasarkan agama teman dekatnya, maka hendaklah salah seorang di antara kalian meneliti dengan siapa dia bergaul.” ( HHR Ahmad )
(Sumber: http://dakwah.net46.net/?p=94)

HALAMAN

POPULAR POST