Qonaah menurut Syaikh Ahmad Ar Rifa’i


Nabi bersabda : Bukanlah orang yang kaya itu adalah orang banyak hartanya, akan tetapi yang disebut orang kaya adalah orang yang kaya hati HR. Bukhori.
Ungkapan Nabi di atas merupakan landasan dari sifat Qonaah. Qanaah merupakan satu dari sifat-sifat terpuji yang harus dimilki oleh setiap Muslim. Lalu apa dan bagaimana Qanaah itu..?
As Syaikh Ahmad Ar Rifa’i dalam kitabnya yang berjudul Riayatal Himmah Juz akhir berkata, qonaah menurut bahasa artinya tenang, sedangkan makna terminologi syar’i yaitu tenang hatinya mengharap ridho Allah semata serta mengambil dunia seperlunya sesuai dengan kebutuhan, sekira dapat digunakan untuk melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Lebih lanjut As Syaikh menegaskan, Al Qoni’u Ghoniyyun walau kana juu’a ( Orang yang qonaah itu kaya walaupun ia kelaparan ). Orang yang memiliki jiwa qonaah akan selalu menampakkan rasa syukur atas anugerah yang diberikan Allah kepadanya tanpa sedikitpun mengharap apa yang bukan menjadi bagiannya. Sehingga rasa bahagia akan menyelinap kedalam hatinya dan terpancar dari mukanya yang penuh kegembiraan.
Dia tidak akan pernah mengeluh apalagi memprotes kebijakan Allah Swt atas dirinya, sebab ia merasa bahwa anugerah Iman, Islam dan Ibadah yang diberikan kepadanya sudah lebih dari cukup untuk membuatnya tetap tersenyum di dunia dan akherat kelak.
Pandangan hatinya selalu tertuju pada bagaimana ia dapat menjalankan perintah Allah secara totalitas sebagaimana yang di ajarkan oleh Rasulullah sembari hatinya senantiasa bergantung pada Fadhol dari Alloh Swt. Menurutnya harta berupa ilmu dan ibadah lebih berarti dibanding harta yang bersifat kebendaan. Sebab adakalanya harta yang bersifat kebendaan justru akan menyeret sang empunya terjerembab dalam lubang kehinaan yang abadi yaitu neraka.
Intinya, qonaah adalah merasa tenang dan terima terhadap apa yang diberikan oleh Alloh kepadanya, tidak loba dunia, tamak, rakus ataupun menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya semata. Islam tidak melarang umatnya mencari kehidupan dunia, akan tetapi dunia haruslah dijadikan sebagai sarana dalam menggapai kebahagiaan Akherat, itu yang di kemukakan oleh Allah dalam firmannya, Dan Raihlah olehmu apa yang telah disediakan oleh Allah yaitu negara Akherat dan janganlah kamu lupakan bagianmu dari kehidupan dunia.” QS Al Qoshshosh ayat 77. Bukan malah menjadikan akherat sebagai kendaraan untuk mencari dunia. Carilah dunia, tapi gunakanlah dunia itu untuk berbakti kepada Alloh Swt.
Terakhir ada perkataan Imam Ghozali yang sangat terkenal;” Ad Dunya Dzillun Zail.” ( Dunia adalah bayang-bayang yang akan menghilang ) untuk apa mengejar bayangan kalau kebahagiaan yang hakiki ada didepan mata. Selalu hidup qonaah maka kebahagiaan akan menyambangi setiap detik dalam kehidupan kita.

HALAMAN

POPULAR POST