Marhaban Ya Ramadhan Sebagai Bulan Muhasabah
Bangsa di Tengah Pandemi Covid-1
Pemateri : Neni Triyani, S.Pd.
Selamat datang Ramadhan inilah sebuah ungkapan bagi seluruh kaum
muslimin baik di seluruh dunia maupun Indonesia di tengah pandemi COVID-19.
Bulan ramdhan
adalah yang mampu membuat ummat Islam merubah perilaku dari buruk menjadi yang
lebih baik. Dan inilah yang diinginkan dari tujuan ibadah puasa yakni
terjadinya sebuah perubahan dari perilaku yang buruk menjadi perilaku yang
baik.
Akan tetapi jika puasa tidak membuahkan hasil, maka kita kehilangan
ruhani spritual ditahun ini. Oleh sebab itu, mari dengann kesungguhan dan kerja
keras memanfaatkan ramadhan sebagai bulan kasih sayang, dan pengampunan dosa.
Untuk meraih piala yang sangat bergensi yakni menjadi manusia yang
mampu menghadirkan Allah dalam setiap langkah dan napas kehidupan dalam
berbagai bidang atau profesi yang dikerjakan di dunia ini.
Ramdhan kali ini
berbeda dengan tahun lalu, tahun ini Pandemi virus corona menghantui kehidupan
manusia. Namun, layaknya tiap kejadian, pasti ada pelajaran yang bisa diambil
sebagai bahan perbaikan diri.
Corona bukan
siksa tapi peringatan supaya kita menjadi lebih baik dan banyak menjalin
hubungan antar sesama. Kita diingatkan dan peringatan adalah nikmat,” kata KH
Quraish Shihab. Kemudian bagaimana kita secara bersama-sama memastikan bahwa
wabah COVID-19 ini sebagai rahmat untuk kita untuk memetik hikmah dan juga
menjalankan kegiatan-kegiatan ibadah secara lebih seksama,” katanya.
“Mari kita songsong Ramadhan dengan kesiapan lahir batin, fisik dan
juga mental serta pemahaman baru, kebiasaan baru ibadah di tengah wabah
COVID-19,”
Menurut Asrorun menghindari kerumunan di tengah wabah juga menjadi
ibadah. Situasi dan kondisi baru menuntut pemahaman baru dan juga cara-cara
baru tetap di dalam koridor syariah. COVID-19 ini bukan halangan untuk
pelaksanaan ibadah, menghindari kerumunan yang potensial penyebaran virus
adalah ibadah di sisi Allah SWT,”
Ramadhan Muhasabah Bangsa
Bangsa yang maju adalah bangsa yang mau belajar dari kesalahan yang
pernah dilakukan oleh bangsa tersebut dan mengambil pelajaran dari problem
tersebut serta mencari solusinnya, demikian halnya dengan Puncak kemajuan dan
prestasi seorang manusia dalam hidup ini akan sangat tergantung bagaimana
mengevaluasi dirinya dalam kehidupan ini untuk kemudian mengambil hikmah serta
motivasi untuk melakukan yang terbaik yang dalam hidup ini.
Termasuk dalam persoalan amal baik yang terus mau mengalakukan
intropeksi agar hubungan kita kepada sang maha pencipta tersabung. Oleh karena
itu, dengan menjalankan puasa ramadhan beberapa hari ini umat islam dapat
merenungkan kembali apa yang dilakukan beberapa hari ini, sehingga memotivasi
kita untuk terus meraih prestasi ruhani di bulan ini. Mari menjadikan Ramadhan
sebagai Syahrul Muhasabah (Bulan Evaluasi)
Semua ibadah Ramadhan yang telah dilakukan tidak boleh lepas dari
muhasabah atau evaluasi. Muhasabah terhadap langkah-langkah yang telah kita
perbuat dengan senantiasa menajamkan mata hati (bashirah), sehingga kita tidak
menjadi orang/kelompok yang selalu mencari-cari kesalahan orang/kelompok lain
tanpa mau bergeser dari perbuatan kita sendiri yang mungkin jelas kesalahannya.
Semoga Allah SWT senantiasa menerima shiyam kita dan amal shaleh
lainnya dan mudah-mudahan tarhib ini dapat membangkitkan semangat beribadah
kita sekalian sehingga membuka peluang bagi terwujudnya Indonesia yang lebih
baik, lebih aman, lebih adil dan lebih sejahtera. Dan itu baru akan terwujud
jika bangsa ini yang mayoritasnya adalah umat Islam kembali kepada semangat puasa.
Bulan Ramadhan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para da’i dan
ulama untuk melakukan da’wah dan tarbiyah. Terus melakukan gerakan reformasi
(harakatul ishlah). Membuka pintu-pintu hidayah dan menebar kasih sayang bagi
sesama. Meningkatkan kepekaan untuk menolak kezhaliman dan kemaksiatan.
Menyebarkan syiar Islam walaupun lewat online dengan aktifitas
ta’lim, kajian kitab, diskusi, ceramah dll, sampai terwujud perubahan-perubahan
yang esensial dan positif dalam berbagai bidang kehidupan.
Ramadhan bukan bulan istirahat yang menyebabkan mesin-mesin kebaikan
berhenti bekerja, tetapi momentum tahunan terbesar untuk segala jenis kebaikan,
sehingga kebaikan itulah yang dominan atas keburukan.
Dan dominasi kebaikan bukan hanya dibulan Ramadhan, tetapi juga diluar
Ramadhan. Bahkan puasa merupakan bentuk pelatihan rohani (spritual execise)
yang bila dijalani dengan niat suci dapat mengantarkan seorang sampai kederajat
taqwa.
Dikalangan kaum sufi, derajat ketaqwaan ini merupakan puncak
pencapaian rohani yang paling indah dan acapkali di sebut faqr. Dalam
terminologi tasawwuf faqr dimaknai sebagai kemiskinan spritual yang
mengandalkan akan kebutuhan dengan Tuhan.
Mari kita sebagai bangsa yang besar menjadikan ramdhan bulan
muhasabah yang pada gilirannya mampu memanfaaatkan semangat puasa sehingga
gelar insan mutataqin atau yang mampu menghadirkan Tuhan dalam setiap nafas dan
langkah dalam hidup ini dapat kita raih.
Tentu saja sekolah ramdhan akan membuahkan hasil yang akan
melahirkan peserta didik atau anak didik yang jujur, ikhlas dalam setiap
pekerjaan yang dilakukan. Dan semoga pemimpin-pemimpin dinegeri ini lahir dari
sekolah ramdhan.
Mari kita semua memanfaatkan semangat dan prestasi puasa kita untuk
melakukan puasa sosial. Yaitu, dimulai dari pembersihan diri, keluarga, dan
kemudian pembersihan pada tubuh dan jiwa masyarakat serta birokrasi Negara.
Ketika rakyatnya telah menjalani puasa ramadhan, kini giliran
pemerintah dan politisi harus berani menerapkan ethos puasa untuk mencerahkan
kerangka pemikiran mereka dalam kehidupan berbangsa, agar bangsa ini bisa
meraih kembali martabat fitrahnya, sebuah bangsa yang berkeadaban, yang hidup
dengan spirit dan etika kejujuran, kesucian, kebenaran, dan kerukunan.
Demikianlah, semoga semua amal amal ibadah madrasah ramadhan kita
memperoleh ridha Allah, kita memperoleh ampunan-Nya, dan semoga di hari-hari ke
depan kita lebih mampu dan lebih teguh menjaga amal ibadah kita sehingga
terhindar dari jurang kehinaan.
Rakyat sudah terlalu lelah untuk merindukan tampilnya sosok pemimpin
alumni puasa yang memelihara amanah dengan etika kejujuran dan bisa menjadi
tauladan, yang merupakan kunci sukses bangsa dan Negara manapun di dunia.
Kalau kita tidak bisa memelihara dan menerapkan ethos dan spirit
puasa dalam kehidupan sehari-hari, maka jangan-jangan kita termasuk orang yang
disinyalir Al-Qur’an sebagai umat yang memperolok-olok dan mendustakan agama,
secara lahirnya tampak beragama namun batinnya penuh kekufuran.nau’dudzubika
mindzalik.
Dengan demikian, puasa yang kita jalani dibangsa ini ditengah virus
covid-19 tidak menghalangi mencapai puncak spritual walaupun kita dirumah saja,
untuk mencapai tazkiya an-nafs, jika boleh memimjam istilah sastrawan Dante
pausa merupakan proses purgatorio suatu tahapan dimana seseorang dapat melakukan
pembersihan diri dan pertobatan atas segala prilaku dosa yang mengotori
kesucian rohani.
Dengan cara demikian, kita mencapai sebuah kemenangan baik secara
spritual maupun kemenangan dalam melawan virus corona COVID -19 ini. Badai ini
pastilah berlalu, dengan semangat ramadhan kita menjaga dan mematuhi larangan
untuk tidak ke luar rumah.
Karena setiap saat mengalami peningkatan jumlah korban, maka untuk
memutus matarantai virus tersebut kebijakan lock down, social distancing dan
stay at home adalah cara yang amput yang harus diwajibkan bagi kita semua untuk
ditaati dan hal ini tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Orang yang mampu melewati event besar ini sampai finish dengan
kesungguhan. Ia meraih predikat taqwa, sebagai identitas tertinggi manusia. Ia
meraih piala Ar Royyan, surga spesial bagi shaaimin dan shaaimat.
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS.
Al Baqarah: 183).
“Sesungguhnya didalam surga ada pintu bernama Royyan, tidak ada yang
memasukinya kecuali mereka yang shaum Ramadhan.” (Muttafaq alaih) Mari kita
bersungguh-sungguh memanfaat ramadhan dengan banyak melakukan amal-amal
kebaikan. Semoga diberi kesehatan oleh Allah agar kita mampu mencapai insan
kamil dalam hidup ini.