Assalamu'alaikum. Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji bagi Allah, shalawat dan
salam kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam.
ceramah Ramadhan pada kesempatan ini membahas tentang
kesabaran:
Sabar
Adalah sebuah kebahagiaan yang teramat besar bagi kita bahwa
tahun ini kita dapat bertemu kembali dengan bulan Ramadhan. Dengan berpuasa
pada bulan ini, kita memiliki kesempatan untuk mengasah kesabaran kita.
Melatih kesabaran memang berat dan
terkadang pahit, namun buahnya sangat manis.
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 153:
يٰٓاَيُّهَا
الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ
اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
yā ayyuhallażīna āmanusta’īnụ biṣ-ṣabri waṣ-ṣalāh, innallāha
ma’aṣ-ṣābirīn
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan
(kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang
sabar.
Dalam ayat tersebut, disebutkan bahwa
Allah bersama orang-orang yang sabar. Apa yang lebih indah… apa yang lebih
manis dari kebersamaan dengan Allah. Bahkan dalam surat Ali Imran ayat 136,
Allah berfirman:
وَاللّٰهُ يُحِبُّ الصّٰبِرِيْنَ
Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar.
Bukankah sungguh manis jika kita dicintai oleh Allah.
Arti sabar
Apa sebenarnya sabar itu: dalam
bahasa Arab, secara bahasa sabar berarti radhiya (ridha), tajallada (mengikat)
tahammala (beratahan), ihtamala (menahan), dan dalam menghadapi sesuatu fi
huduu’ wa ithmi’naan (dalam ketenangan) dan duuna syakwaa (tanpa mengeluh).
Tidak mudah untuk sabar
Namun tentunya untuk mencapai
tingkatan itu tidaklah mudah. Allah berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 45
وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ
وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَۙ
wasta’īnụ biṣ-ṣabri waṣ-ṣalāh, wa innahā lakabīratun illā
‘alal-khāsyi’īn
Artinya: Dan mohonlah pertolongan
(kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu sungguh berat, kecuali
bagi orang-orang yang khusyuk.
Mengapa berat? Karena sebagaimana arti
bahasanya sendiri, dalam bersabar kita harus mampu menahan diri dan bertahan
dari hal-hal yang menggoda kita, dari hal-hal yang tampaknya menyenangkan dan
memberikan kenikmatan.
Jenis kesabaran
Jika kita berkaca dari kisah Nabi
Yusuf dalam Al-Quran. Setidaknya ada 3 jenis kesabaran yang harus kita asah.
Yaitu sabar menahan amarah, melawan godaan nafsu, dan menghadapi cobaan:
1. Sabar menahan amarah
Bentuk kesabaran yang pertama adalah
sabar dalam menahan amarah. Saat Nabi Ya’qub (Ayah Nabi Yusuf) menerima kabar
bahwa Nabi Yusuf dimakan oleh serigala, yang ia katakan adalah “fashabrun
jamiil”. Hal ini terekam dalam Surat Yusuf ayat 189:
wa jā`ụ ‘alā qamīṣihī bidaming każib, qāla bal sawwalat lakum
anfusukum amrā, fa ṣabrun jamīl, wallāhul-musta’ānu ‘alā mā taṣifụn
Artinya: Dan mereka datang membawa
baju gamisnya (yang berlumuran) darah palsu. Dia (Yakub) berkata, “Sebenarnya
hanya dirimu sendirilah yang memandang baik urusan yang buruk itu; maka hanya
bersabar itulah yang terbaik (bagiku). Dan kepada Allah saja memohon
pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan.”
Kesabaran menahan amarah juga
ditunjukkan oleh Nabi Yusuf. Di penghujung kisah Nabi Yusuf, saat Nabi Yusuf
telah menjadi orang besar dan para saudaranya yang dahulu kini meminta maaf
padanya, beliau tidak memarahi ataupun mencaci maki. Justru beliau berkata,
sebagaimana terekam di dalam al-Quran:
قَالَ لَا تَثْرِيْبَ عَلَيْكُمُ الْيَوْمَۗ
يَغْفِرُ اللّٰهُ لَكُمْ ۖوَهُوَ
اَرْحَمُ الرّٰحِمِيْنَ
qāla lā taṡrība ‘alaikumul-yaụm, yagfirullāhu lakum wa huwa
ar-ḥamur-rāḥimīn
Dia (Yusuf) berkata, “Pada hari ini tidak ada cercaan
terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni kamu. Dan Dia Maha Penyayang di
antara para penyayang. (Yusuf: 92)
Bayangkan, bukan hanya tidak mencela, beliau bahkan mendoakan
dan menghibur saudara-saudaranya tersebut. Luar biasa tingkat kesabaran yang
beliau tunjukkan.
Dan sungguh tepat momentum Ramadhan
ini kita gunakan untuk lebih bersabar dalam menahan amarah. Dalam kitab shahih
Muslim kita menemukan Hadith Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairah:
“ إِذَا أَصْبَحَ أَحَدُكُمْ يَوْمًا صَائِمًا
فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَجْهَلْ فَإِنِ امْرُؤٌ شَاتَمَهُ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ
إِنِّي صَائِمٌ إِنِّي صَائِمٌ ”
Artinya: Jika salah seorang diantara
kamu berpuasa, hendaklah dia tidak berkata-kata yang kotor ataupun melakukan
perbuatan yang bodoh. Dan jika ada seseorang yang mencelanya atau mengajaknya
bertengkar maka hendaklah ia berkata, “Sesungguhnya aku seorang yang berpuasa,
sesungguhnya aku seorang yang berpuasa.” (HR. Muslim)
Tentu tidak mudah, dan tidak ringan menahan amarah.
Sabar melawan godaan nafsu
Yang kedua, kita harus sabar melawan
godaan hawa nafsu. Ketika Nabi Yusuf beranjak dewasa, ia sempat digoda oleh
seorang wanita untuk melakukan sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT. Bagaimana
sikap beliau? Beliau berlindung kepada Allah dan berlari menjauhi godaan itu.
Dalam Surat Yusuf ayat 23, Allah menceritakan kisah ini:
وَرَاوَدَتْهُ الَّتِيْ هُوَ فِيْ بَيْتِهَا عَنْ نَّفْسِهٖ
وَغَلَّقَتِ الْاَبْوَابَ وَقَالَتْ هَيْتَ لَكَ ۗقَالَ
مَعَاذَ اللّٰهِ اِنَّهٗ
رَبِّيْٓ اَحْسَنَ مَثْوَايَۗ
اِنَّهٗ لَا يُفْلِحُ الظّٰلِمُوْنَ
wa rāwadat-hullatī huwa fī baitihā ‘an nafsihī wa
gallaqatil-abwāba wa qālat haita lak, qāla ma’āżallāhi innahụ rabbī aḥsana maṡwāy,
innahụ lā yufliḥuẓ-ẓālimụn
Artinya: Dan perempuan yang dia
(Yusuf) tinggal di rumahnya menggoda dirinya. Dan dia menutup pintu-pintu, lalu
berkata, “Marilah mendekat kepadaku.” Yusuf berkata, “Aku berlindung kepada
Allah, sungguh, tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.” Sesungguhnya orang
yang zalim itu tidak akan beruntung.
Sabar menghadapi cobaan
Yang ketiga, kita juga harus sabar
dalam menghadapi musibah. Dalam Surat Yusuf Allah mengisahkan bagaimana sang
Raja bermimpi melihat melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk dimakan oleh
tujuh ekor sapi betina yang kurus; tujuh tangkai gandum yang hijau dan tujuh
tangkai lainnya yang kering.
Nabi Yusuf menta’wilkan mimpi itu
sebagaimana berikut:
“Dia (Yusuf) berkata, “Agar kamu bercocok tanam tujuh tahun
(berturut-turut) sebagaimana biasa; kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu
biarkan di tangkainya kecuali sedikit untuk kamu makan.
Kemudian setelah itu akan datang tujuh (tahun) yang sangat sulit,
yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit),
kecuali sedikit dari apa (bibit gandum) yang kamu simpan.
Setelah itu akan datang tahun, di mana manusia diberi hujan
(dengan cukup) dan pada masa itu mereka memeras (anggur).” (QS Yusuf 47-49)
Dapat kita lihat, bahwa dengan
kesabaran, mereka akhirnya bisa melewati cobaan berupa masa-masa yang sulit.
Dan tujuh tahun yang sulit itu, saat dilewati dengan penuh kesabaran, akhirnya
membuahkan tahun yang manis.
Sekian Ceramah Ramadhan yang bisa
disampaikan. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Amiin....
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.